Roemah Indonesia BV: Dari Talun ke Giling Basah, Menembus Pasar Global dari Amsterdam
Di tengah hiruk-pikuk Amsterdam Coffee Festival 2025, satu nama konsisten menarik perhatian para penikmat kopi dan pelaku industri: Roemah Indonesia BV.
Untuk keempat kalinya, perusahaan berbasis di Belanda ini hadir bukan hanya sebagai eksibitor biasa, melainkan sebagai duta kopi Indonesia yang membawa misi jauh lebih besar: memperkenalkan kekayaan rasa kopi Nusantara yang berpadu dengan filosofi keberlanjutan, strategi bisnis inklusif, dan pendekatan budaya yang otentik.
Kehadiran Roemah Indonesia BV di festival tahun ini bukan sekadar untuk memamerkan produk. Di balik setiap stan dan cangkir yang mereka sajikan, tersimpan strategi bisnis jangka panjang yang dirancang dengan cermat: bagaimana menjadikan kopi sebagai alat diplomasi budaya sekaligus motor penggerak ekonomi hijau berbasis komunitas.
Strategi Diferensiasi lewat Agroforestri Talun
Berbeda dari banyak pelaku industri kopi yang bersaing di sisi branding atau kualitas rasa semata, Roemah Indonesia BV memilih jalur yang lebih dalam: membangun narasi keberlanjutan dari hulu. Mereka mengangkat sistem talun, sebuah bentuk agroforestri khas Indonesia yang mereplikasi ekosistem hutan alami.
Dalam konteks bisnis, talun adalah diferensiasi produk yang unik. Ia menjadi unique selling proposition (USP) yang tak hanya menarik bagi konsumen peduli lingkungan di Eropa, tapi juga menjadi basis cerita yang kuat untuk komunikasi merek.
Di era konsumen yang semakin sadar terhadap asal-usul dan dampak produk, talun menjadi bukti nyata komitmen Roemah Indonesia BV terhadap keberlanjutan yang autentik, bukan sekadar kosmetik pemasaran.
Lebih dari itu, pendekatan ini menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang inklusif. Dengan menggandeng petani-petani kecil di Indonesia yang menjalankan sistem talun, Roemah Indonesia BV membangun rantai pasok yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan di tingkat akar rumput.
Giling Basah dan Strategi Resiliensi Produk
Selain dari sisi hulu, Roemah Indonesia BV juga memikirkan strategi ketahanan produk menghadapi tantangan iklim global. Di sini, mereka menyoroti metode Giling Basah—teknik pascapanen tradisional khas Indonesia.
Dalam kondisi iklim tropis dengan curah hujan tinggi, metode ini memungkinkan pengeringan biji kopi lebih cepat dan efisien, tanpa mengorbankan kualitas rasa.
“Giling Basah menjaga kualitas cita rasa kopi premium serta mendukung perekonomian para petani,” tulis Roemah Indonesia BV dalam rilis resminya (4/5/2025).
Pernyataan ini bukan hanya soal teknis pengolahan, tapi menggambarkan strategi climate resilience yang relevan secara bisnis. Dengan mempertahankan metode yang adaptif, mereka memastikan konsistensi pasokan dan kualitas produk, dua faktor kunci dalam mempertahankan hubungan jangka panjang dengan buyer internasional.
Strategi Kemitraan
Salah satu kekuatan utama Roemah Indonesia BV adalah kemampuannya membangun jaringan kolaboratif yang luas dari hulu ke hilir. Mereka tidak berdiri sendiri di Amsterdam.
Dalam semangat gotong royong, Roemah Indonesia BV menggandeng mitra strategis lintas sektor: mulai dari Hejo Coffee, Mind.id, BCA, BNI, hingga Toko Kopi Tuku, Rayana Roastery, dan Suji Premium Handcrafted.
Kolaborasi ini memperkuat posisi mereka sebagai aggregator kopi spesialti Indonesia yang kredibel. Dalam ekosistem yang mereka bangun, setiap mitra membawa nilai tambah tersendiri—baik itu dari sisi pembiayaan, pemasaran, kreativitas produk, maupun penguatan kapasitas petani. Kolaborasi ini menjadi bentuk strategi value chain integration, yang memperbesar dampak sosial dan ekonomi sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.
Diplomasi Kopi: Mengubah Produk Menjadi Cerita
Tidak semua produk bisa menjadi narasi, tapi Roemah Indonesia BV menjadikan kopi sebagai pintu masuk untuk bercerita tentang Indonesia yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Di Amsterdam, mereka tidak hanya menjual kopi dan gula aren yang diproduksi secara bertanggung jawab, tetapi juga menyampaikan kisah tentang tanah, petani, hutan, dan budaya.
Melalui event tersebut, Roemah Indonesia BV dan para mitranya memperkenalkan cerita di balik setiap cangkir kopi—sebuah perjalanan yang mencerminkan tanggung jawab terhadap alam, kesejahteraan petani, serta pelestarian budaya kopi Indonesia yang mendunia.
Kisah ini, dalam strategi pemasaran modern, adalah senjata ampuh. Konsumen global saat ini tidak hanya membeli produk; mereka membeli nilai. Roemah Indonesia BV mengemas nilai itu dalam bentuk pengalaman dan storytelling yang kuat, sehingga setiap interaksi dengan kopi mereka menjadi pengalaman yang bermakna.
Roemah Indonesia BV menunjukkan bahwa bisnis kopi bisa jauh melampaui transaksi jual beli. Mereka sedang membangun platform ekonomi berbasis nilai—di mana keberlanjutan, inklusivitas, dan kemitraan menjadi fondasi utama.
Strategi mereka juga selaras dengan arah kebijakan promosi ekspor nonmigas Indonesia. Dengan dukungan dari PMO Kopi dan Kakao Nusantara, Atase Perdagangan Indonesia di Belanda, serta KBRI di Belanda, Roemah Indonesia BV menjadi representasi konkret diplomasi ekonomi kreatif yang digerakkan oleh sektor swasta.
Di Amsterdam Coffee Festival 2025, Roemah Indonesia BV bukan sekadar mempromosikan kopi. Mereka sedang menanam fondasi bagi masa depan industri kopi Indonesia — yang kuat secara rasa, adil secara sosial, dan lestari secara lingkungan. (*)