Ini Jumlah Investor Ritel di Saham Prodia (PRDA) pada Bulan Lalu
Jumlah pemegang saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) per Maret 2025 sebanyak 7.487 pihak. PT Prodia Utama menggenggam saham PRDA sebanyak 534.375.000 unit atau 57% dari jumlah saham beredar sebanyak 937.500.000 unit.
Sementara itu, Bio Majesty Pte Ltd., mengempit saham PRDA sebanyak 140.625.000 unit. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini memegang porsi saham sebesar 15%. Sedangkan jumlah investor ritel yang memiliki saham PRDA sebanyak 7.345 pihak di bulan lalu.
“Para investor perorangan ini memiliki saham sebanyak 67,62 juta unit atau 7,21% ,” demikian pernyataan manajemen Prodia yang dilansir dari keterbukaan informasi pada Minggu (6/4/2025).
Kemudian, jumlah dana pensiun di saham Prodia sebanyak 5 pihak dengan kepemilikan saham 1,19 juta unit atau 0,12%, asuransi sebanyak 24 pihak dengan kepemilikan saham 29,54 juta unit atau 3,15%, investor institusi (perseroan terbatas) sebanyak 23 pihak dengan kepemilikan saham 541,31 juta unit atau 57,75%, dan penerbit reksa dana sebanyak 20 pihak dengan kepemilikan saham 55.202.500 atau porsinya 5,88%.
Sedangkan investor ritel asing sebanyak 5 pihak dengan kepemilikan saham PRDA sebanyak 13.900 unit atau 0,00148%. Jumlah investor institusi asing sebanyak 65 pihak yang mengoleksi saham PRDA sebanyak 242.589.693 unit atau 25,87% dari jumlah saham beredar perseroan itu.
PRDA di 2024 mencatat laba bersih (net income) senilai Rp270 miliar atau tumbuh 4% jika dibandingkankan laba bersih di 2023. Pencapaian ini menunjukkan resiliensi perseroan sebagai pemegang pangsa pasar (market share) laboratorium diagnostik terbesar di Indonesia.
Kemudian, perseroan mencatatkan kontribusi pendapatan terbesar dari segmen pelanggan B2C (business to customer), dengan kontribusi pendapatan sebesar 58% dari total pendapatan.
Selain itu, PRDA mencatatkan kontribusi pendapatan terbesar dari permintaan tes rutin sebesar Rp1,57 triliun yang turut menyumbang 69% dari total pendapatan perseroan di tahun lalu. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun, naik sebesar 1,3% dibandingkam tahun 2023.
Adapun posisi kas dan setara kas masih tetap positif di level Rp442 miliar, sehingga perseroan masih mampu menunjukkan kesehatan keuangan yang kuat dalam mendukung operasional bisnis. Untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan dan laba di tahun 2025, emiten laboratorium ini menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan secara bertahap.
Sebelumnya, Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, mengungkapkan manajemen perseroan mengoptimalkan perolehan dari jumlah tes-tes yang bersifat esoteric pada tahun 2025 ini. PRDA menargetkan jumlah tes ini naik menjadi 14 tes baru setiap tahunnya.
“Kami juga akan mengutilisasi layanan klinik, memperbanyak POCs (point of collection), memperbanyak kerja sama dengan rumah sakit, asuransi, serta mengoptimalkan jejaring layanan pelanggan baik untuk B2C dan B2B (business to business) secara intensif. Untuk menguatkan posisi sebagai market leader di industri laboratorium diagnostik di Indonesia. perseroan berupaya meningkatkan jangkauan layanan sebagai pusat rujukan di Asia Tenggara (SEA referral laboratory),” ungkap Dewi pada keterangannya seperti dikutip swa.co.id pada Sabtu (15/3/2025).
Selain strategi utama tersebut, kinerja positif perseroan juga didukung dari kontribusi positif dari PT Prodia Diagnostic Line (Proline), yang sahamnya telah diakuisisi Perseroan pada Juni tahun lalu.
Kontribusi Proline diharapkan semakin memperkuat kinerja Perseroan, terutama dalam menjawab kebutuhan alat kesehatan di Indonesia seiring dengan berbagai program pemerintah terhadap alat kesehatan berbasis Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada tahun 2025.
Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, mengatakan kinerja keuangan perseroan saat ini dalam posisi yang baik lantaran berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif, dengan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
“Capaian ini mencerminkan komitmen kami dalam mengelola operasional secara efisien dan mempertahankan profitabilitas yang berkelanjutan. Ke depannya, kami akan terus fokus pada strategi bisnis yang telah disiapkan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ini. Dengan pendekatan yang disiplin dan adaptif, kami optimis dapat menjaga keuangan perusahaan yang sehat dalam jangka panjang,” papar Liana.
Ekspansi Bisnis
Hingga akhir 2024, Prodia terus memperluas jangkauan layanan dengan total 354 outlet yang tersebar di 80 kota di 34 provinsi Indonesia. Selain ekspansi jaringan, Perseroan terus mengalokasikan belanja modal (capex) untuk mendukung pertumbuhan bisnis, termasuk ekspansi outlet, rehabilitasi dan renovasi bangunan, keperluan relokasi, serta pengembangan operasional IT pada operasional perseroan.
Prodia dalam memperkuat perannya sebagai Center of Excellence laboratorium diagnostik, terus melakukan berbagai edukasi kesehatan, kolaborasi dengan institusi pendidikan dan badan riset, serta distribusi informasi melalui kanal digital.
Selain itu, ekspansi digital terus didorong melalui pengembangan aplikasi U by Prodia, yang menyediakan fitur pemesanan pemeriksaan laboratorium, Health Plan, dan Chronic Disease Management. Harga saham PRDA pada perdagangan pada awal tahun ini hingga 27 Maret 2025 (year to date) terkoreksi sebesar 3%, menjadi Rp2.590. (*)