Menuju 123 Ribu Agen: Misi BSI Bangun Ekosistem Syariah dari Akar Rumput
Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan agen Laku Pandai seperti warung sembako dan konter pulsa sudah akrab di mata masyarakat. Namun kini, peran mereka semakin strategis: bukan hanya sebagai titik layanan keuangan biasa, tetapi juga sebagai perpanjangan tangan dari sistem perbankan syariah.
Lewat program BSI Agen, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong transformasi besar dalam inklusi keuangan syariah—langsung dari jantung komunitas.
Program ini bukan sekadar strategi distribusi layanan, tetapi sebuah misi sosial. BSI ingin menjangkau mereka yang selama ini berada di luar jangkauan kantor cabang, membuka akses keuangan yang lebih luas, serta menumbuhkan ekosistem ekonomi syariah di akar rumput.
“Tahun ini kami menargetkan jumlah BSI Agen mencapai 123.000 agen. BSI Agen tentunya mendorong serta semakin memperkuat inklusi perbankan syariah dari BSI. Dengan demikian BSI berharap bisa memperkuat ekosistem syariah hingga daerah-daerah yang belum terjangkau kantor cabang. Harapannya ekonomi syariah ini menjadi lebih berdampak, bagi masyarakat,” tutur Anton Sukarna, Direktur Distribution & Sales BSI.
Hingga Maret 2025, jumlah BSI Agen telah mencapai 115.748 agen. Mereka tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan konsentrasi tertinggi di Regional Aceh, Medan, dan Surabaya. Tak hanya hadir secara fisik, para agen ini juga aktif melayani masyarakat. Total transaksi yang terjadi lewat BSI Agen mencapai 7,5 juta kali, dengan nilai nominal hingga Rp18,4 miliar.
Angka tersebut bukan sekadar statistik. Di baliknya, ada aktivitas ekonomi yang terus bergerak, ada pelaku usaha mikro yang terbantu, ada masyarakat desa yang kini tak perlu lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk setor atau tarik tunai.
Anton optimistis jumlah tersebut akan melonjak, terutama berkat momentum Ramadan yang lalu. "Akan terus naik sepanjang tahun 2025," ujarnya. Ia mencatat bahwa sepanjang tahun lalu, transaksi agen Laku Pandai BSI tumbuh sekitar 34,67% secara tahunan, dengan volume mencapai Rp59 triliun.
Namun bukan berarti semua orang bisa langsung menjadi agen. BSI tetap menerapkan standar seleksi dan memberikan pelatihan khusus. “Perseroan pun akan memberikan pembekalan atau edukasi layanan yang baik kepada calon agen agar memenuhi standar yang telah ditetapkan,” jelas Anton.
Tahun ini, BSI secara khusus menyasar wilayah-wilayah yang dinilai potensial, termasuk pedesaan. Dengan begitu, inklusi layanan benar-benar bisa menyentuh masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani sistem perbankan.
“BSI Agen adalah salah satu komitmen kami untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan perbankan syariah dari BSI. Tentunya dengan lebih mudah, aman dan cepat,” katanya menekankan.
Kini, layanan BSI Agen tak hanya terbatas pada tarik dan setor tunai. Mereka juga melayani transfer antar rekening BSI maupun ke bank lain, pembelian dan pembayaran, top up e-wallet, referensi gadai dan cicil emas, hingga pembukaan dan pelunasan biaya ibadah haji.
Menariknya, program ini juga membuka peluang ekonomi baru. “Agen yang sudah beroperasi rata-rata adalah toko sembako atau toko penjual pulsa. Ini menandakan BSI Agen bisa diadopsi oleh beragam kalangan masyarakat," ujarnya.
Bagi masyarakat yang sudah memiliki usaha, pintu untuk menjadi BSI Agen terbuka lebar. Prosesnya pun sederhana. “Persyaratan sangat mudah menjadi BSI Agen dengan mendaftar melalui kantor cabang BSI. Setelah bergabung, BSI Agen akan mendapat keuntungan penghasilan tambahan dari fee setiap transaksi nasabah,” tuturnya.
Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas, BSI Agen diharapkan menjadi wajah baru dari transformasi perbankan syariah yang lebih dekat, lebih nyata, dan lebih berdampak bagi masyarakat Indonesia. (*)