Dinamika Kepemilikan Saham Suparma (SPMA), Siapa Pemainnya?

Dinamika Kepemilikan Saham Suparma (SPMA), Siapa Pemainnya?
Suasana gedung pabrik kertas dan kemasan PT Suparma Tbk (SPMA). Foto PT Suparma Tbk

Emiten barang baku yang bergerak di industri wadah dan kemasan, Suparma Tbk (SPMA) mencatatkan perubahan porsi kepemilikan saham perusahaan, baik yang dilakukan para pengendali atau pun afiliasi.

Merujuk dari laporan bulanan registrasi pemegang efek yang berakhir pada 31 Maret 2025, SPMA mencatatkan terjadi penambahan dan pengurangan porsi kepemilikan saham.

Melansir dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (9/4/2025), SPMA mencatatkan bahwa EFG Bank AG Singapore menambah porsi saham sebesar 49,12%.

Jumlah sahamnya setara dengan 1,54 miliar lembar. Sebelumnya, EFG Bank AG Singapore memiliki 1,24 miliar lembar saham atau porsinya 39,39%. Pemegang saham tersebut bertindak sebagai pengendali dan afiliasi.

Berikutnya, PT Pacific Star Synergy menambah porsi saham menjadi 0,98% atau sebanyak 30,79 juta lembar saham. Sebelumnya, perusahaan tersebut belum memiliki saham di SPMA. PT Pacific Star Synergy merupakan pengendali sekaligus afiliasi di SPMA.

Namun, PT Sari Bumi Indopower mengurangi porsi saham di SPMA mencapai 7,06%. Alhasil, perusahaan tersebut kini memiliki 222,56 juta lembar saham di SPMA.

Sebelumnya, PT Sari Bumi Indopower memiliki 560,56 juta lembar saham atau porsinya 17,77%. Perusahaan tersebut juga tercatat sebagai pengendali dan afiliasi di SPMA.

Sejumlah pemegang saham di atas 5% tetap mempertahankan porsi dan jumlah saham, antara lain PT Wahana Bumi dan PT Gloriajaya Gempita. PT Wahana Bumi masih memiliki porsi saham sebesar 3,62% atau sebanyak 114,17 juta lembar saham.

Sementara itu PT Gloriajaya Gempita mempertahankan porsi 31,48% atau sebanyak 992,95 juta lembar saham. Kedua perusahaan ini juga termasuk pengendali dan afiliasi SPMA.

Dalam laporan keuangan tahunan 2024, SPMA berhasil mencetak penjualan bersih senilai Rp2,72 triliun, meningkat 2,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp2,65 triliun.

Penjualan tersebut paling banyak berasal dari penjualan lokal senilai Rp2,61 triliun. Tahun sebelumnya, penjualan lokal SPMA mencapai Rp2,49 triliun. Sementara penjualan ekspor pada 2024 mencapai Rp113,51 miliar, sebelumnya sebesar Rp164,18 miliar.

Dari sisi profitabilitas, SPMA mencetak laba tahun berjalan senilai Rp104,83 miliar, menurun 41,31% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp178,65 miliar. (*)

# Tag