Pendapatan Tembus Rp1,3 Triliun, IPCM Perkuat Posisi di Sektor Jasa Kepelabuhanan
Di tengah tantangan logistik dan ketidakpastian ekonomi global, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) berhasil menutup tahun 2024 dengan pencapaian yang mempertegas posisinya sebagai pemain utama di sektor jasa kepelabuhanan.
Melalui laporan keuangan audited yang dirilis awal Maret 2025, IPCM mencatatkan laba bersih sebesar Rp166,8 miliar, tumbuh 5,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp157,6 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan yang signifikan. Total pendapatan IPCM pada 2024 naik 18,1%, dari Rp1,1 triliun menjadi Rp1,3 triliun.
Kontributor terbesar datang dari jasa pelayanan kapal penundaan (towage), yang menyumbang Rp1,2 triliun atau 85,9% dari total pendapatan. Sumber pendapatan lain berasal dari jasa pemanduan (pilotage) sebesar Rp91,7 miliar dan jasa pengangkutan serta lainnya sebesar Rp98 miliar.
Dari sisi segmentasi pasar, pendapatan tertinggi berasal dari jasa di Pelabuhan Umum yang mencapai Rp590,5 miliar atau 39,7% dari total, meningkat 26,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan dari Terminal Khusus (Tersus) juga signifikan, sebesar Rp481,4 miliar (35,8%), diikuti oleh Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebesar Rp230,7 miliar (17,1%).
Laba usaha juga mengalami kenaikan sebesar 12,9%, dari Rp183,8 miliar menjadi Rp207,4 miliar. Total aset perusahaan meningkat dari Rp1,5 triliun pada 2023 menjadi Rp1,6 triliun di akhir 2024, atau tumbuh 8,4%.
"Kinerja ini tentunya turut didukung oleh pangsa pasar yang terus meluas serta dukungan kepercayaan pelanggan dan mitra kerja IPCM yang berkontribusi positif pada eksekusi strategi komersial perusahaan di tahun 2024," ujar Direktur Utama IPCM, Shanti Puruhita, dalam keterangan tertulis, Rabu (9/3/2025).
Ekspansi Layanan dan Armada
Seiring dengan pencapaian keuangan, IPCM juga terus memperkuat bisnis intinya melalui ekspansi layanan. Salah satunya adalah kerja sama penyediaan kapal tunda untuk Pelabuhan Tarakan di Kalimantan Utara.
Selain itu, IPCM tengah melakukan investasi strategis berupa pembangunan dua unit kapal tunda baru, untuk memperluas kapasitas dan memperkuat armada operasionalnya.
Langkah ini tidak hanya memperluas jangkauan layanan, tetapi juga mempertegas komitmen IPCM dalam menjawab kebutuhan pasar logistik nasional yang semakin berkembang, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Tata Kelola dan Inisiatif Hijau
Dalam hal tata kelola, IPCM menunjukkan performa yang kuat dengan meraih skor 118,39 berdasarkan ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), masuk dalam Level 5 atau tertinggi dengan predikat “Leadership in Corporate Governance”.
Perusahaan juga berhasil meraih Juara II dalam Annual Report Award 2024 untuk kategori Perusahaan Go Publik Non-Keuangan, yang menjadi bukti komitmen IPCM dalam menyajikan laporan tahunan yang transparan, informatif, dan berorientasi keberlanjutan.
Tak berhenti di situ, IPCM juga menaruh perhatian besar pada aspek lingkungan. Penggunaan biosolar B40 dalam operasional kapal menjadi langkah strategis dalam menekan emisi karbon. Selain itu, perusahaan telah mulai mengembangkan penggunaan shore connection guna mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) saat kapal bersandar.
Sebagai simbol dari inisiatif go green, IPCM juga meluncurkan tiga unit motor pandu dengan desain efisien dan ramah lingkungan, menandai awal dari transformasi hijau di sektor jasa kepelabuhanan.
"Kami terus menjaga fundamental perusahaan dengan baik yang mengacu pada prinsip keberlanjutan, melakukan transformasi dalam pelayanan, dan mengedepankan digitalisasi untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar saat ini. Hasilnya tidak hanya tercermin dalam pencapaian kinerja keuangan yang solid, tetapi juga dalam upaya menciptakan bisnis yang berkelanjutan," tutup Shanti. (*)