Terkerek Sentimen Dividen, IPOT Rekomendasikan Saham BBNI, HRTA, dan INKP

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.262 pada akhir perdagangan Jumat, 11 April 2025 lalu atau melemah kurang lebih -3,9% dibandingkan pekan sebelumnya. Di masa penurunan IHSG ini investor asing masih melanjutkan penjualan (outflow) mencapai Rp5,3 triliun di pasar reguler.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menjelaskan secara teknikal IHSG masih belum mampu untuk menembus area MA20 (rata-rata pergerakan).
“Area resistance 6500 menjadi area yang sangat penting untuk diperhatikan pelaku pasar karena area ini merupakan support yang sudah diuji berkali-kali dan dipertahankan dari tahun 2022,” kata David, Senin (14/4/2025).
Berbicara tentang sentimen yang mendorong pelemahan IHSG pekan lalu, David menyebutkan 2 sentimen global dan 1 sentimen domestik yang menjadi pemicunya. Dari global ada sentimen harga emas (gold) dan kebijakan tarif Donald Trump. Ia menjelaskan harga emas telah melonjak melewati US$3.200 per ons didorong oleh melemahnya US$ dan meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah volatilitas pasar.
Dari domestik, David menyebutkan optimisme pemerintah, dimana Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa dampak tarif AS terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengurangi pertumbuhan sebesar 0,3 hingga 0,5 poin persentase.
Berbicara tentang potensi market minggu ini yang hanya akan berlangsung selama 4 hari perdagangan (14-17 April 2025) karena ada libur Peringatan Wafat Yesus Kristus (Jumat Agung) pada Jumat, 18 April 2025, David mengimbau para trader untuk mencermati sentimen neraca perdagangan Indonesia dan dividen yield.
Terkait dividend yield yang tinggi dari sektor perbankan memberikan daya tarik tersendiri di tengah pasar yang fluktuatif. Namun, potensi aksi jual setelah cum date serta tekanan global bisa memicu pergerakan harga yang kurang stabil.
Berkaca pada sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan:
1. Buy BBNI (Current Price: 4.390, Entry: 4.390, Target Price: 4.780 (8,88%), Stop Loss: 4.200 (-4,33%), Risk to Reward Ratio (1:2,1).
Dalam pekan ini BBNI akan mendekati tanggal cum date & ex date. Potensi keuntungan dividen yang didapatkan setara dengan yield 8-9%. Tentu saja yield ini lebih tinggi dari bunga deposito ataupun rata-rata SBN.
2. Buy on Breakout HRTA (Current Price: 565, Entry: 580, Target Price: 630 (8,62%), Stop Loss: 560 (-3,45%), Risk to Reward Ratio (1:2,5).
Saat ini harga acuan HRTA sudah menyentuh area all time. Emiten-emiten seperti HRTA yang bergerak di bidang emas, lebih tepatnya perhiasan, tentunya akan diuntungkan dengan kondisi saat ini. Jika harga acuan emas bertahan lama, ada potensi pendapatan HRTA di tahun 2025 ini akan naik cukup signifikan.
3. Buy INKP (Current Price: 5.000, Entry: 5.000, Target Price: 5.525 (10,50%), Stop Loss: 4.670 (-6,60%) dan Risk to Reward Ratio 1:1,6).
Terkerek laba bersih, emiten ini layak buy, dimana laba bersih PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) mencapai US$424,3 juta atau surplus 3,12 persen dari episode sama tahun sebelumnya US$411,46 juta. Secara teknikal, saat ini INKP membentuk pattern intensity di area support dan jika berhasil breakout cukup menarik untuk jangka pendek.
4. Buy Reksa Dana Premier ETF Indonesia Financial (XIIF).
Dengan potensi dividend yield yang menarik dan laporan keuangan yang tetap solid di sektor perbankan, IPOT merekomendasikan buy Power Fund Series (PFS) XIIF yang komposisi portofolionya berisikan saham big banks. (*)