PGE dan Zorlu Enerji Sepakati Studi Bersama Pengembangan Panas Bumi
Transisi energi kini bukan lagi sekadar wacana global, tetapi telah menjadi panggung kolaborasi konkret antarnegara.
Hal inilah yang tercermin dalam penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dan perusahaan energi asal Turki, Zorlu Enerji Elektrik Üretim A.S.
Kesepakatan ini menjadi salah satu sorotan penting dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang difasilitasi oleh KADIN Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK).
Kolaborasi ini bukan hanya simbolik. Di baliknya, ada visi besar untuk membangun kerja sama pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Wilayah Izin Panas Bumi (WKP) milik Zorlu Enerji di Turki. Bagi PGE, kesepakatan ini membuka jalan untuk memperluas ekspansi global dan mempercepat penguasaan teknologi dalam sektor energi baru dan terbarukan.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai fondasi masa depan energi bersih yang lebih inklusif dan berkelanjutan. “Kami ingin membangun sistem energi bersih yang lebih berdaulat, stabil, dan berpihak pada masa depan. Panas bumi adalah kunci untuk itu, karena merupakan sumber energi yang indigenous untuk kedua negara,” ujar Julfi dalam siaran tertulis, Senin (14/4/2025).
Ia menambahkan bahwa kerja sama ini diharapkan akan membuka peluang transfer teknologi dan memperkuat rantai pasok industri panas bumi dalam negeri.
Kesepakatan ini menjadi kelanjutan dari Memorandum of Cooperation antara Kementerian ESDM Indonesia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki yang ditandatangani pada kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia, Februari lalu. Dengan kerja sama ini, kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat ketahanan energi nasional melalui kemitraan strategis.
Indonesia memiliki peran penting dalam peta panas bumi global, dengan cadangan mencapai 24 GW, sekitar 40% dari total potensi dunia. Bagi Indonesia, energi panas bumi adalah sumber strategis nasional yang tidak hanya menopang energi bersih, tetapi juga membuka peluang industri baru yang berkelanjutan.
Sementara itu, Zorlu Enerji sebagai salah satu pemain utama di sektor panas bumi Turki, menyambut baik sinergi ini sebagai bentuk komitmen bersama dua negara yang sama-sama unggul di bidang ini. Dengan pengalaman dan rekam jejak yang kuat, Zorlu dapat menjadi mitra yang membuka akses bagi PGE terhadap karakteristik geothermal Turki yang berbeda dari Indonesia.
Dari sisi pengembangan kapasitas, PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 672 MW saat ini menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, dan 1,7 GW pada 2034. Cadangan 3 GW dari 10 WKP yang dikelola secara mandiri menjadi modal strategis untuk mencapai target tersebut.
Lebih dari sekadar penyedia listrik, kerja sama ini membuka peluang diversifikasi ke sektor beyond electricity, seperti pemanfaatan hidrogen hijau, silika, dan potensi bisnis dari kredit karbon. Ini menandai arah baru dalam strategi hilirisasi energi baru dan terbarukan di Indonesia, dengan menjadikan panas bumi sebagai fondasi ekonomi hijau yang lebih komprehensif.
Jika terimplementasi optimal, kerja sama ini berpotensi menjadi cetak biru kerja sama internasional berbasis energi bersih. Tidak hanya memperkuat posisi PGE sebagai pemain regional, tapi juga mengukuhkan peran Indonesia dalam agenda energi hijau dunia. Dalam konteks inilah, langkah bersama PGE dan Zorlu bukan sekadar diplomasi energi, melainkan upaya strategis menuju kedaulatan dan keberlanjutan. (*)