Energi Bersih dari Pandanduri: Bukti Nyata Kolaborasi PT SMI dan Inggris Hadapi Krisis Iklim
Komitmen Indonesia dalam mendorong transisi menuju energi rendah karbon kembali mendapat sorotan positif dunia internasional.
Kali ini, apresiasi datang langsung dari Menteri Bidang Iklim Inggris, Kerry McCarthy, kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) atas kontribusinya dalam mendanai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pandanduri di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Apresiasi ini disampaikan dalam kunjungan langsung Kerry ke lokasi proyek, yang juga dirangkaikan dengan penandatanganan prasasti simbolis kemitraan antara Program Energi Rendah Karbon Indonesia–Inggris (MENTARI), PT SMI, PT Brantas Energi, dan Pemerintah Provinsi NTB pada Jumat, 18 April 2025.
“Saya senang proyek ini akhirnya dapat mewujudkan mimpi kita semua untuk menyediakan energi bersih. Pemerintah Inggris memiliki gagasan, visi dan filosofi yang sama, dengan Pemerintah Indonesia tentang bagaimana mengatasi dampak perubahan iklim. Saya berharap kerja sama seperti ini akan terus berlanjut sehingga kita bisa sama-sama menciptakan bumi yang lebih hijau, untuk generasi kini dan nanti,” ujar Kerry.
Pembangunan PLTMH Pandanduri menjadi penanda konkret kontribusi PT SMI dalam mendorong penyediaan energi bersih dan ramah lingkungan. Proyek ini menunjukkan bagaimana kerja sama multilateral dan skema pembiayaan inovatif dapat mempercepat transisi energi, sekaligus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat lokal.
Saat bersamaan, Direktur Utama PT SMI, Reynaldi Hermansjah menyampaikan pandangannya. Menurutnya, pihaknya sangat mengapresiasi dukungan Pemerintah Inggris dalam membantu mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
"Hari ini kita bisa menyaksikan secara langsung bagaimana kerja sama pembiayaan dapat dimobilisasi secara efektif, melalui instrumen yang inovatif. PT SMI melalui berbagai platform yang kami miliki, seperti SDG Indonesia One dan ETM Country Platform, selalu siap bermitra dengan siapapun, untuk menemukan berbagai solusi yang dapat mengakselerasi transisi energi dan berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDG)," kata Reynaldi.
Kolaborasi lintas sektor ini telah berjalan sejak 28 Maret 2023, ketika Program MENTARI dan PT Brantas Energi menandatangani kerja sama untuk mengembangkan tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Bali, NTB, dan Sumatera Barat dengan kapasitas total 7 MW. Nilai total investasinya mencapai Rp210 miliar, termasuk hibah Viability Gap Fund (VGF) sebesar Rp21 miliar.
Untuk PLTMH Pandanduri, nilai pembiayaan mencapai Rp9,6 miliar, ditambah dana hibah VGF Rp2,6 miliar. Ketika mulai beroperasi, pembangkit ini akan menghasilkan listrik sebesar 0,58 Megawatt. Per Maret 2025, progres pembangunan sudah mencapai 97%. Proyek ini memanfaatkan Bendungan Pandanduri milik Kementerian PUPR, menjadikannya salah satu contoh konversi fungsi bendungan menjadi pembangkit listrik berkapasitas kecil.
Keunikan PLTMH Pandanduri tak hanya terletak pada pendekatan teknisnya, tetapi juga pada potensi replikasinya di lebih dari 5.500 pulau berpenghuni di Indonesia. Proyek ini menjadi model untuk skema energi terbarukan skala kecil yang efisien, tangguh, dan adaptif terhadap kondisi geografis Indonesia yang tersebar luas.
Salah satu kunci keberhasilan proyek ini adalah hibah VGF yang memungkinkan proyek mencapai financial close, setelah sempat tertunda beberapa tahun karena kendala kelayakan komersial. Dengan bantuan ini, proyek akhirnya memperoleh pinjaman dari PT SMI dan dapat segera diselesaikan.
Secara keseluruhan, hingga Januari 2025, PT SMI telah membiayai 94 proyek terkait iklim dengan komitmen kumulatif sebesar Rp33,5 triliun, dan total nilai proyek mencapai Rp174,7 triliun. Dari jumlah tersebut, 48 proyek telah dihitung berpotensi menghindarkan 4 juta ton emisi GRK (CO₂-Equivalent) dan menghasilkan potensi Carbon Credit Equivalent senilai USD 14 juta. (*)