UnitedHealth dan Nvidia Tersandung, Pasar AS Masih Bergulat dengan Ketidakpastian
Awan gelap masih menyelimuti pasar Amerika Serikat pada Kamis (17/4/2025), ketika sejumlah saham di sektor kesehatan dan teknologi mengalami tekanan bertubi-tubi.
Kekhawatiran investor terhadap dampak lanjutan kebijakan proteksionis yang dikenal sebagai Tarif Trump kembali menciptakan atmosfer pasar yang berhati-hati dan penuh ketidakpastian.
Meskipun indeks S&P 500 berhasil mencatat kenaikan tipis sebesar 0,13%, dua indeks utama lainnya justru bergerak ke arah sebaliknya. Nasdaq Composite turun tipis 0,13%, sementara Dow Jones Industrial Average melemah cukup dalam sebesar 1,33%.
Koreksi tajam ini sebagian besar dipicu oleh jatuhnya saham UnitedHealth yang anjlok hingga 22% setelah laporan keuangannya meleset dari ekspektasi analis. Penurunan ini sekaligus memperpanjang deretan pelemahan Dow Jones dan Nasdaq menjadi tiga hari berturut-turut—cerminan dari sentimen pasar yang kian rapuh.
Tak hanya sektor kesehatan, tekanan juga datang dari salah satu nama besar di industri teknologi: Nvidia. Saham perusahaan tersebut kembali melemah hampir 3% setelah mencatat penurunan hampir 7% di sesi sebelumnya.
Dalam keterangannya, Nvidia mengungkapkan adanya beban kuartalan sekitar US$ 5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip GPU H20 ke China dan negara-negara lainnya.
Kebijakan pembatasan ini merupakan bagian dari kontrol ekspor terbaru yang diberlakukan oleh pemerintah AS, yang semakin memperketat jalur teknologi tinggi ke pasar global yang dianggap sensitif secara geopolitik.
Namun, tidak semua kabar dari Wall Street berbau pesimisme. Di tengah kekacauan, beberapa saham unggulan justru memberikan secercah harapan bagi investor.
Saham Eli Lilly, misalnya, melonjak hingga 14% setelah perusahaan farmasi ini mengumumkan hasil positif dari uji klinis obat penurun berat badan terbarunya—sebuah kabar yang langsung mendapat respons antusias dari pasar.
Di sisi lain, Netflix turut menyumbang energi positif dengan kenaikan saham sebesar 1%, menjelang rilis laporan keuangan kuartalan yang dinantikan pelaku pasar. Harapan akan kinerja solid dari raksasa streaming ini menjadi penyeimbang di tengah dominasi kabar negatif yang menyelimuti lantai bursa.
Volatilitas yang terjadi pada perdagangan kali ini mencerminkan dinamika pasar yang sangat sensitif terhadap dua isu utama: kebijakan geopolitik dan hasil kinerja keuangan emiten besar.
Di tengah ketidakpastian arah kebijakan dagang AS, serta tekanan pada sektor-sektor strategis seperti teknologi dan kesehatan, investor kini dituntut untuk semakin selektif dan responsif dalam membaca peluang maupun risiko yang tersembunyi di balik tiap pergerakan indeks. (*)