Unilever (UNVR) Raih Laba Bersih Rp1,2 Triliun di Q1/2025, Bakal Fokus ke Segmen Kecantikan, E-Commerce dan Kesehatan

Unilever (UNVR) Raih Laba Bersih Rp1,2 Triliun di Q1/2025, Bakal Fokus ke Segmen Kecantikan, E-Commerce dan Kesehatan
Suasana acara paparan publik atau public expose PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) secara daring. Dari atas ke bawah: Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap, Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk, Neeraj Lai, dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk Padwestiana Kristanti. Tangkapan layar Nadia K. Putri/SWA

Awal tahun 2025 bukan periode yang mudah bagi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Perusahaan barang konsumen primer ini mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 14,55% pada kuartal I/2025, menyentuh angka Rp1,23 triliun, turun dari Rp1,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut terjadi seiring turunnya penjualan bersih yang merosot 6,10% menjadi Rp9,46 triliun dari sebelumnya Rp10,07 triliun.

Kinerja awal tahun ini memperlihatkan dinamika pasar yang masih menantang, terutama di sektor fast moving consumer goods (FMCG) yang dihadapkan pada tekanan daya beli masyarakat, kompetisi yang kian ketat, serta perubahan perilaku konsumen yang cepat.

Namun, di balik penurunan angka, terselip sinyal pemulihan dari segmen ekspor. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menjelaskan, penjualan bersih perusahaan pada kuartal pertama tahun ini didorong oleh kenaikan segmen ekspor sebesar 12,6%. Jika mengacu dari laporan keuangan UNVR yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (24/4/2025), nilainya mencapai Rp322,67 miliar.

“Kami mulai memulihkan penjualan ekspor kami, dengan pertumbuhan 12,6% pada kuartal ini,” jelas Yap dalam acara paparan publik Unilever Kuartal I/2025 secara daring (online) pada Kamis (24/4/2025).

Kontribusi ekspor ini datang dari sejumlah mitra Unilever di berbagai negara, termasuk kawasan Asia seperti Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam, hingga kawasan lain seperti Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Sebagian besar berasal dari jaringan manufaktur global Unilever, yang menjadi mitra distribusi dan produksi lintas negara.

Menghadapi tantangan kinerja domestik, Unilever Indonesia tidak tinggal diam. Yap melanjutkan, UNVR akan memfokuskan merek-merek yang sudah kuat dan melakukan inovasi produk, menangkap peluang dan menciptakan pasar, serta melanjutkan bisnis keberlanjutan perusahaan dengan meningkatkan dampak ke masyarakat.

Yap merinci, untuk memperkuat merek, UNVR akan meningkatkan nilai tambah dari segala aspek, mulai dari produk, kemasan, proposisi, tempat penjualan, dan harga. Ini diklaim akan membuat UNVR lebih kompetitif di pasar fast moving consumer goods (FMCG).

Kemudian, UNVR akan memperkuat distribusi di perdagangan modern dan distributif, termasuk menggaet warung dan toko kelontong untuk memperluas distribusinya. Selain itu, UNVR akan memaksimalkan peluang di segmen kesehatan, kecantikan, dan e-commerce. Perusahaan juga akan menekan biaya dan beban tertentu.

“Mengenai biaya, [dengan] mengurangi biaya kami melalui program transformasi,” tambah Yap.

Sementara itu, di pasar modal, saham UNVR mengalami fluktuasi. Melansir dari aplikasi IDX Mobile pada 24 April 2025, harga saham UNVR dibuka di harga Rp1.450, dan menyentuh harga tertinggi di Rp1.485. Namun, UNVR juga terpeleset ke harga terendah di Rp1.435.

Nilai kapitalisasi pasar UNVR hari ini senilai Rp55,89 triliun. Frekuensi transaksi perdagangan saham UNVR mencapai 5.306 kali, dengan nilai transaksi mencapai Rp48,40 miliar dan volume transaksi sebesar 33,26 juta saham. (*)

# Tag