PERUJI & Prodia Tingkatkan Kompetensi Underwriter Asuransi Jiwa dalam Penilaian Risiko
Tahun ini, industri asuransi jiwa menghadapi tantangan yang kian kompleks. Salah satu yang paling menonjol adalah lonjakan klaim asuransi kesehatan. Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total klaim kesehatan dari produk asuransi jiwa sepanjang 2024 melonjak 16,4% secara tahunan (YoY), menembus angka Rp24,18 triliun.
Kenaikan ini tak hanya mencerminkan tren pasca pandemi, tetapi juga mengindikasikan kebutuhan mendesak akan evaluasi risiko kesehatan yang lebih akurat dan ilmiah. AAJI pun memproyeksikan tren ini akan terus berlanjut sepanjang tahun ini.
Merespons tantangan tersebut, Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) menggandeng Prodia Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para underwriter. Lewat workshop bertema “Effective Testing, Monitoring Techniques for Cardiac, ECG, and Lab Reading Mastery”, keduanya berupaya memperkuat fondasi pengetahuan medis dalam praktik underwriting. Acara ini digelar di Prodia Tower, Jakarta, dan menjadi ruang pembelajaran lintas disiplin yang menyatukan medis dan industri asuransi.
Ketua PERUJI, Dessy Kusumayati, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kemampuan analisis risiko, khususnya dalam memahami hasil pemeriksaan medis yang menjadi dasar penting dalam proses underwriting.
“Hal ini bisa dijadikan acuan sebagai analisis penanganan risiko yang lebih akurat pada dunia asuransi,” kata Dessy dalam siaran pers yang diterima swa.co.id, Kamis (24/4).
Workshop ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli dari berbagai bidang. Dr. Eka Ginanjar, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan kardiovaskular, membuka sesi dengan pelatihan tentang teknik membaca elektrokardiogram (EKG), termasuk mengenali pola-pola penting dan mengidentifikasi potensi gangguan jantung yang berpengaruh dalam proses risk assessment.
Sesi berikutnya dipandu oleh Ardian Susanto, Product Specialist Prodia, yang membahas topik “Test Lab/Pemeriksaan Baru untuk Jantung: Trimethylamine N-oxide (TMAO) – Heart of the Microbiota- CVD Nexus”. Ardian memperkenalkan konsep biomarker inovatif TMAO, yang menjadi jembatan antara kondisi mikrobiota usus dan risiko penyakit kardiovaskular.
“Materi ini diharapkan dapat menambah wawasan underwriter dalam memahami parameter baru yang berpotensi digunakan dalam evaluasi risiko kesehatan calon tertanggung,” ujarnya.
Tak hanya dari sisi medis, teknologi juga menjadi sorotan penting dalam workshop ini. Sally, Digital Transformation Manager Prodia, memperkenalkan platform digital Web Portal Prodia yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung proses underwriting.
Dalam sesi ini, peserta dikenalkan pada fitur-fitur seperti akses hasil lab secara real time, integrasi data medis, serta kemudahan monitoring yang membantu mempercepat dan mempermudah proses penilaian risiko.
Pemaparan terakhir disampaikan oleh Pusparini, seorang profesor dan spesialis patologi klinik dengan subspesialisasi kimia klinik. Dalam sesi bertajuk "Pengenalan Dasar Pembacaan Hasil Laboratorium", ia memberikan pemahaman mendalam mengenai interpretasi hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang sering digunakan dalam evaluasi medis untuk keperluan asuransi jiwa. Materi ini memberikan bekal yang sangat penting bagi para underwriter dalam meningkatkan ketepatan analisis risiko berdasarkan data objektif.
Diakui Dessy workshop ini memberikan wawasan baru terkait teknik pembacaan hasil laboratorium, teknologi digital dalam underwriting, dan inovasi terbaru dalam pemeriksaan kardiovaskular. Selain itu juga memperkaya pengetahuan peserta tentang peran penting evaluasi medis dalam proses underwriting asuransi jiwa, dan membuka pemahaman lebih dalam mengenai faktor-faktor risiko kesehatan yang dapat mempengaruhi keputusan asuransi. (*)