Bank Jago Mengucurkan Kredit Rp20,3 Triliun di Kuartal I/2025
PT Bank Jago Tbk (ARTO) menyalurkan kredit mencapai Rp20,3 triliun di kuartal pertama tahun ini. Raihan ini melonjak sebesar 41,95% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp14,3 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Penyaluran ini kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp32,5 triliun atau tumbuh 44% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,5 triliun. Sedangkan, non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,3% atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
"Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian," ujar Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Per kuartal I-2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I/2024 yang sebanyak 9 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 62% secara tahunan. Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun di Maret 2024.
Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54% atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46% atau Rp 9,9 triliun.
Harris, pada keterangan tertulisnya itu, menyampaikan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian ini memacu perseroan untuk berusaha menjaga kinerja tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada.
Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178% dari Rp22 miliar secara tahunan.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4%, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94%, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
“Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya. (*)