Kemenangan Bersejarah Alex Márquez dan Drama Keluarga yang Menggetarkan Jerez
Balapan MotoGP di Sirkuit Ángel Nieto menyuguhkan cerita yang jauh melampaui sekadar podium.
Di tengah debu dan terik matahari Andalusia, Alex Márquez menorehkan sejarah dengan kemenangan perdananya di kelas utama bersama Gresini Racing, sementara sang kakak, Marc Márquez, menempuh perjalanan penuh drama dari jurang kecelakaan hingga finis di urutan kedua belas.
Di tengah euforia kemenangan Alex, Francesco Bagnaia mengukir podium ketiga untuk Ducati Lenovo — sebuah hasil yang mengokohkan dominasi pabrikan Italia itu, meski diwarnai kisah pilu dari garasi timnya sendiri.
Alex, yang start dari posisi ketiga, membungkus balapan dengan kematangan luar biasa. Dengan motor Ducati-nya, ia merangkak dari bayang-bayang persaingan sengit di lap awal, lalu memimpin dengan tenang seolah menertawakan tekanan dari Fabio Quartararo.
Namun, sorotan tak sepenuhnya tertuju pada Alex. Marc Márquez, sang legenda enam kali juara dunia, justru mencuri perhatian dengan drama rollercoaster-nya. Di lap ketiga, saat berusaha mempertahankan posisi ketiga, motor Ducati Lenovo-nya tiba-tiba terpelanting di Tikungan 8. Ia terjatuh, terlempar ke pembalap lain, dan bangkit dari posisi terakhir.
Dengan tekad baja, Marc merangkak satu per satu, menyusul 12 pembalap, dan finis di urutan ke-12 — sebuah prestasi yang membuatnya tetap bertahan di posisi kedua klasemen, hanya selisih satu poin dari sang adik.
"Kecelakaan itu adalah pelajaran keras. Tapi lihatlah Alex, Saya bangga padanya," ujar Marc, seperti dikutip Ducati Indonesia. Sejarah keluarga Márquez kini mencatat adiknya sebagai pemimpin sementara kejuaraan, sementara ia — si Raja Jerez — harus puas menjadi penonton kebangkitan sang adik.
Sementara itu, Bagnaia — pembalap andalan Ducati Lenovo — harus puas di posisi ketiga. Meski start dari barisan depan, ia kesulitan menyaingi kecepatan Quartararo dan kecerdikan Alex.
"Motor hari ini tak cukup ngacir untuk mengejar," akunya. Hasil ini membuatnya tertinggal 20 poin dari Alex di klasemen, meski Ducati tetap perkasa di puncak klasemen tim dan konstruktor.
Balapan ini juga mengukuhkan narasi tak terduga: Ducati, meski dihantam insiden Marc, tetap tak tergoyahkan. Empat motor mereka masuk lima besar, dengan Alex sebagai bintangnya.
Tim Ducati akan menjalani tes resmi di Jerez — sesi krusial untuk membenahi kelemahan sebelum Grand Prix Prancis di Le Mans. Bagi Marc, ini kesempatan mengurai misteri kecelakaan yang merusak harapannya. Bagi Alex, momen untuk merencanakan strategi mempertahankan mahkota sementara. Dan bagi Bagnaia, waktu untuk membuktikan bahwa Ducati Lenovo masih tim nomor satu — meski kebahagiaan hari ini lebih banyak tersemat di garasi Gresini.
Di Le Mans nanti, semua mata akan tertuju pada dua hal: apakah Alex bisa mempertahankan keajaibannya, atau Marc akan membalas dengan kemenangan yang mengembalikan hirarki keluarga Márquez ke tempat semula. Satu yang pasti, Ducati dengan segala dominasinya, hanya perlu duduk manis menyaksikan drama ini menjadi bahan bakar bagi mesin-mesin mereka. (*)