Imbas Suspensi oleh BEI, Pigijo (PGJO) Klarifikasi Alasannya
Emiten teknologi sebagai penyedia jasa digital travel marketplace, PT Tourindo Guide Indonesia Tbk atau Pigijo (PGJO) melakukan klarifikasi atas pemberhentian perdagangan sementara (suspensi) yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam pemaparan publik insidentil pada Selasa (29/4/2025). Menurut Direktur Utama Pigijo, Adi Putera Widjaja, volatilitas harga saham menjadi penyebabnya.
“Sejauh pengetahuan perseroan, fluktuasi harga saham beserta peningkatan volume transaksi merupakan hasil dari dinamika pasar yang wajar,” jelas Adi dalam pemaparan publik insidental secara daring pada Selasa (29/4/2025).
Adi memaparkan, sebelumnya pergerakan harga saham PGJO sejak tanggal 14 April sampai 23 April 2025 mengalami kenaikan hingga 75%. Ini dibarengi dengan total transaksi mencapai Rp154 juta. Sementara itu, rata-rata transaksi per hari sebesar Rp22 juta. Transaksi terbesar mencapai Rp139 juta pada 15 April 2025.
Rinciannya, harga saham PGJO pada 14 April 2025 senilai Rp121 per lot. Volume transaksi mencapai 25 lot dengan nilai transaksi Rp298 ribu. Hari berikutnya, harga sahamnya merangkak naik di Rp133, dengan volume transaksi mencapai 10.472 lot atau Rp139,09 juta pada 15 April 2025.
Pada 16 April 2025, harga saham PGJO terus meningkat ke Rp146, dengan volume transaksi 179 lot atau nilainya Rp2,61 juta. Pada 16 April dan 17 April 2025, masing-masing mencapai harga Rp146 dan Rp160. Namun, ada perbedaan volume transaksi. Pada 16 April 2025 sebanyak 179 lot, sehari setelahnya yaitu 51 lot pada 17 April 2025.
Harga saham PGJO terus mengalami peningkatan pada periode 21 April hingga 23 April 2025. Pertama, pada 21 April, harganya mencapai Rp176 dengan volume transaksi 49 lot, dan nilai transaksinya Rp862 ribu.
Kedua, pada 22 April, melonjak lagi harganya di Rp193, dibarengi dengan lonjakan volume transaksi mencapai 316 lot dan nilai transaksi Rp6,09 juta. Terakhir, pada 23 April 2025, saham PGJO mencapai harga tertinggi di Rp212 dengan lonjakan volume transaksi mencapai 243 lot. Sedangkan nilai transaksinya Rp5,15 juta.
Adi berharap saham PGJO kembali dibuka dan dapat mengikuti proses perdagangan di bursa. Saat ini, perusahaan masih mengikuti seluruh ketentuan serta peraturan yang berlaku di pasar.
“Mudah-mudahan dari kterbukaan informasi ini, dari bursa [BEI] dapat mempertimbangkan untuk dibuka kembali,” tutup Adi.
Per 29 April 2025, saham PGJO masih stagnan setelah dibekukan BEI pada 28 April 2025, menurut pantauan swa.co.id dari aplikasi IDX Mobile. Harga saham PGJO terakhir kali tercatat di Rp232, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp184,7 miliar pada kemarin. (*)