PGE Cetak Pendapatan US$101,51 di Kuartal I/2025
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan pendapatan sebesar US$101,51 juta pada kuartal I di 2025, turun 1,75% jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu senilai US$103,32 juta. Penurunan pendapatan ini berimbas terhadap laba bersih. Perseroan membukukan laba bersih sebesar US$31,37 juta atau sekitar Rp528,91 miliar, turun 33,97% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Adapun, pendapatan PGEO tersebut dikontribusikan oleh sejumlah proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) area Kamojang sebesar US$39,08 juta, Ulubelu US$28,12 juta, Lahendong US$21,31 juta, Lumut Balai US$10,51 juta, dan Karaha US$2,46 juta.
Meski kinerja laba dan pendapatan tertekan, PGEO tetap kokoh menopang rencana pertumbuhan jangka panjang.Hal ini terlihat dari raihan total aset sebesar US$3,03 miliar, naik 0,93% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Termasuk, ekuitas US$2,04 miliar, meningkat 1,56%.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio mengatakan, kinerja kas operasional yang kuat membuktikan efektivitas strategi bisnis berkelanjutan yang dijalankan manajemen.Dia mengklaim inerja perusahaan masih tetap berada di jalur bisnis yang kuat dalam mendukung terwujudnya transisi energi nasional, sekaligus juga upaya mengejar target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam 2-3 tahun mendatang.
“Kami berkomitmen mempercepat pengembangan panas bumi dengan mengoptimalkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, kami menerapkan strategi belanja yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang,” ungkap Yurizki di Jakarta, baru-baru ini.
Kinerja solid perseroan selama beberapa tahun terakhir itu menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. "Hal tersebut menjadi bekal kami untuk terus berekspansi secara lebih agresif untuk memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” imbuhnya.
Ia menjelaskan beberapa proyek kunci perseroan untuk mencapai target tersebut mencakup pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
“Proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini. “Proyek ini akan memperkuat portofolio energi hijau PGE dan menjadi sinyal optimistis kami untuk mendorong peningkatan operasional dan kinerja keuangan sepanjang tahun 2025,” pungkasnya. (*)