Cetak Laba Rp2,2 Triliun pada Kuartal I/2025, CIMB Niaga Kian Perkuat Fondasi Bisnis
Dalam iklim ekonomi yang semakin dinamis, menjaga pertumbuhan yang sehat sambil tetap mempertahankan kualitas aset bukanlah perkara mudah. Namun, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menunjukkan bahwa strategi berbasis prinsip kehati-hatian, manajemen risiko disiplin, dan inovasi digital dapat membawa hasil nyata.
Pada kuartal pertama 2025, CIMB Niaga mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp2,2 triliun, meningkat 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menekankan bahwa hasil ini merupakan refleksi dari pengelolaan risiko yang cermat. Pertumbuhan laba serta kualitas aset yang baik mencerminkan penerapan manajemen risiko yang disiplin, yang terlihat dari perbaikan gross non performing loan (NPL) menjadi 1,85%, lebih rendah dari 2,14% pada periode yang sama tahun lalu.
Tidak hanya fokus pada profitabilitas jangka pendek, CIMB Niaga juga memperkuat fondasi bisnis dengan langkah-langkah strategis yang mendukung penciptaan nilai jangka panjang.
“Dalam menghadapi kondisi yang semakin dinamis saat ini, kami tetap berkomitmen untuk memberikan nilai berkelanjutan kepada seluruh stakeholders, termasuk nasabah, pemegang saham, dan masyarakat luas. Melalui inovasi digital dan strategi yang berfokus pada nasabah, kami berupaya untuk menjadi Bank yang senantiasa menyediakan layanan yang Simpler, Better dan Faster," ujar Lani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
"Dengan fokus ini, CIMB Niaga berada dalam posisi yang solid untuk mendukung kemajuan ekonomi Indonesia serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” tambah Lani.
Kinerja solid bank ini juga tercermin dari indikator fundamental. Capital adequacy ratio (CAR) tercatat sebesar 24,8% dan loan to deposit ratio (LDR) di angka 89,3%, menunjukkan permodalan dan likuiditas yang tetap kokoh. Total aset konsolidasian mencapai Rp371,0 triliun per 31 Maret 2025, memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Di sisi penghimpunan dana, CIMB Niaga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,5% YoY menjadi Rp254,2 triliun, dengan rasio current account and savings account (CASA) yang impresif sebesar 67,4%.
Pertumbuhan CASA sebesar 7,0% YoY, menurut CIMB Niaga, didorong oleh semakin kuatnya hubungan dengan nasabah serta transformasi layanan digital yang berkelanjutan.
Kredit dan pembiayaan juga tumbuh sehat. Jumlah kredit meningkat 8,7% YoY menjadi Rp230,1 triliun, dengan segmen Perbankan Korporasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 13,7% YoY. Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 7,6% YoY dan Perbankan Konsumer 5,5% YoY.
Di segmen ritel, pertumbuhan terutama disumbang oleh lonjakan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat signifikan sebesar 27,9% YoY.
Sementara itu, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga ("CIMB Niaga Syariah") berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. Total pembiayaan yang dibukukan mencapai Rp59,0 triliun dengan DPK sebesar Rp50,2 triliun per akhir Maret 2025.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pembiayaan ritel, seiring upaya bank untuk memperkuat pendanaan murah dengan memperluas jaringan komunitas.
Lebih jauh, Lani Darmawan menegaskan bahwa keberlanjutan menjadi agenda penting dalam strategi CIMB Niaga. “Kami terus menjadikan sustainability sebagai salah satu prioritas utama kami, di mana hampir 25% dari total pembiayaan Bank (setara dengan Rp56,6 triliun) mendukung transisi yang berkeadilan, ekonomi rendah karbon, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujarnya.
Dengan pencapaian tersebut, CIMB Niaga menunjukkan kinerja yang tetap solid di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang. Ke depan, konsistensi dalam menjaga kualitas aset, memperkuat transformasi digital, serta fokus pada prinsip keberlanjutan akan menjadi faktor penting dalam mempertahankan pertumbuhan yang sehat dan berdaya saing di industri perbankan nasional. (*)