BEI Menggeber Perusahaan Keluarga Untuk IPO, Ini Benefitnya

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dalam acara daring bertajuk Edukasi Wartawan terkait Mekanisme IPO dan Pengembangan Perusahaan Tercatat di BEI, Selasa (29/4/2025). Tangkapan layar Nadia K. Putri/SWA
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dalam acara daring bertajuk Edukasi Wartawan terkait Mekanisme IPO dan Pengembangan Perusahaan Tercatat di BEI, Selasa (29/4/2025). (Tangkapan layar : Nadia K. Putri/SWA).

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjabarkan sejumlah benefit apabila perusahaan keluarga di Indonesia melakukan penawaran umum saham perdana (IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan aksi korporasi berupa IPO itu mempermudah perusahaan dari segala aspek dan memberikan benefit.

“Ada hal-hal yang berhubungan dengan intangible benefit, manfaat yang tidak berwujud,” jelas Nyoman dalam acara daring bertajuk "Edukasi Wartawan terkait Mekanisme IPO dan Pengembangan Perusahaan Tercatat di BEI" pada Selasa (29/4/2025).

Nyoman menyebutkan manfaat perusahaan keluarga menjadi perusahaan tercatat di BEI itu bakal memperbesar peluang perusahaan untuk bermitra dengan perusahaan terbuka lainnya, perusahaan non terbuka, atau lain-lainnya. Selanjutnya, Nyoman menyebutkan manfaat lainnya jikalau perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik akan meningkatkan reputasi perusahaan. Imbasnya, perusahaan keluarga yang IPO itu berpeluang untuk membangun kerja sama dengan berbagai mitra bisnis. “Ini dapat mencegah perpecahan dan menjaga keberlanjutan bisnis pada masa mendatang,” tambah Nyoman.

Senada dengan Nyoman, Expert Pengembangan Perusahaan Tercatat, Natal Naibaho berpotensi mengurangi risiko konflik internal, meskipun perusahaan tersebut dimulai dari keluarga atau pertemanan.

“Salah satu mekanisme untuk memitigasi atau menyelesaikan atau mengurangi konflik-konflik ini adalah dengan melakukan go public,” ujar Natal. Dia mengklaim, langkah ini mempercepat penerapan good corporate governance (tata kelola yang baik) karena adanya proses yang harus dilalui sebelum perusahaan ini tercatat.

Secara umum, perusahaan publik atau perusahaan tercatat di BEI berpeluang besar untuk menggalang pendanaan dari publik dan memberikan tambah kepada investor, yang tecermin dari kinerja keuangan.

Kemudian, manajemen perusahaan terbuka dapat mengkreasikan dan meningkatkan profesionalitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan loyalitas karyawan. Salah satunya dengan program Employee Stock Allocation atau alokasi saham kepada karyawan saat IPO dan Management/Employee Stock Option Program (MESOP/ESOP). Cara ini diklaim dapat meningkatkan likuiditas di antara pemegang saham, karyawan, dan pemilik perusahaan.

Masih terkait pengelolaan talenta, profesionalisme manajemen di sebuah perusahaan publik akan mengedepankan mutu, kualitas, dan kompetensi. Sehingga penerapan GCG semakin cepat, disertai dengan kepemilikan saham pemilik perusahaan berkurang karena memiliki saham beredar (free float) ke pemegang saham publik.

“Visi misinya pun bisa diselaraskan, karena otomatis perusahaan yang tercatat mempunyai visi-misi yang cukup jelas ke depan, sehingga diharapkan bertahan di masa mendatang,” tutur Natal.

Kepala Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat BEI, Teuku Fahmi, menyampaikan saat ini ada 31 perusahaan yang masuk daftar antrean atau pipeline IPO di BEI.

Rinciannya, sebanyak 5 perusahaan di sektor konsumer non-siklikal. Selanjutnya, perusahaan dari sektor konsumer siklikal, keuangan, kesehatan, serta transportasi dan logistik yang masing-masing adalah empat perusahaan. Berikutnya, tiga perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor industrial, satu perusahaan dari sektor basic materials dan satu perusahaan sektor infrastruktur. (*)

# Tag