BUMN Belum Mengajukan Rencana IPO ke BEI

BUMN Belum Mengajukan Rencana IPO ke BEI
Suasana pencatatan saham atau IPO PT Medela Potentia Tbk (MDLA) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada Selasa (15/4/2025). Foto Nadia K. Putri/SWA

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengamati saat ini belum ada anak-anak usaha BUMN yang masuk daftar antrean atau pipeline penawaran saham perdana (IPO). “Per hari ini (Selasa, 29 April 2025) dari pipeline yang sudah masuk, memang belum ada dari BUMN maupun anak usaha BUMN,” jelas Kepala Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat (BEI), Teuku Fahmi dalam acara daring bertajuk Edukasi Wartawan terkait Mekanisme IPO dan Pengembangan Perusahaan Tercatat di BEI pada Selasa (29/4/2025).

Namun, Fahmi mengamati bahwa sudah ada 31 perusahaan dari beragam sektor yang masuk dalam pipeline IPO. Sektor yang mendominasi adalah konsumer non-siklikal, disusul sektor keuangan, kesehatan, serta transportasi dan logistik. Selebihnya sektor energi, industrial, basic materials, dan infrastruktur.

Rinciannya, ada 5 perusahaan di sektor konsumer non-siklikal. Kemudian, empat perusahaan dari sektor konsumer siklikal, empat perusahaan dari sektor keuangan, empat perusahaan dari sektor kesehatan, serta empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Selebihnya yaitu tiga perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor industrial, satu perusahaan dari sektor basic materials dan satu perusahaan sektor infrastruktur.

Data internal BEI per 28 April 2025 mencatat, ada penurunan perusahaan IPO pada tahun ini. Pada awal tahun 2025, baru ada 13 perusahaan yang melantai di bursa dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp6,9 triliun.

Pada tahun sebelumnya, sebanyak 41 perusahaan berhasil melantai di bursa. Jumlah perusahaan ini turun drastis dibandingkan pada tahun 2023 sebanyak 79 perusahaan, dengan capaian penggalangan dana senilai Rp54,1 triliun.

Jika dibandingkan dengan bursa saham di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN Stock Exchange, BEI mencatat bahwa per Maret 2025, jumlah perusahaan IPO cenderung menurun dibandingkan periode sebelumnya, menjadi sebanyak 11 perusahaan. Pada Maret 2024, ada 19 perusahaan yang listing atau tercatat.

Kompetitor head-to-head Indonesia adalah Malaysia, yang pada tahun ini justru membara dengan mencatatkan 14 perusahaan di Bursa Malaysia per Maret 2025. Pada Maret 2024, hanya ada 8 perusahaan yang listing.

Mengutip dari laman e-ipo.co.id pada hari ini, hanya ada satu perusahaan dari sektor kesehatan, yaitu PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH). Emiten rumah sakit tersebut sedang memasuki masa penawaran.Rencananya, rasio waran sebanyak 2:1 dengan harga exercise senilai Rp155. Pada masa book building tanggal 24 April 2025 hingga 28 April 2025, rentang harganya di Rp100 sampai Rp132. Saham yang ditawarkan sebanyak 5,3 juta lot. (*)

# Tag