Sri Mulyani Menyampaikan Defisit APBN Rp104,2 Triliun di Maret 2025

Sri Mulyani Menyampaikan Defisit APBN Rp104,2 Triliun di Maret 2025
Suasana pemaparan APBN KiTa Maret 2025 di Aula Mezzanine Djuanda, Kementerian Keuangan, Jakarta pada Rabu (30/4/2025). Foto Nadia K. Putri/SWA

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indriawati, memaparkan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 pada akhir Maret 2025 mengalami penurunan tajam atau defisit senilai Rp104,2 triliun. Sri mengklaim, meskipun anggaran negara defisit, tetapi masih dalam desain awal dan telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yaitu APBN 2025 didesain senilai Rp616,2 triliun, dengan keseimbangan primer Rp63,3 triliun.

“APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp616,2 triliun, ini sudah disepakati DPR dan menjadi UU. Ini artinya 16,9% dari target defisit tahun ini,” jelas Sri dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Aula Mezzanine Djuanda, Kementerian Keuangan, Jakarta pada Rabu (30/4/2025).

Menurut Sri, defisit ini juga masih terbilang aman sebab porsinya 16,9% dari target defisit pada tahun ini atau sekitar 0,43% dari produk domestik bruto (PDB). Sementara APBN 2025 didesain Rp616,2 triliun, yang porsinya 2,53% dari PDB.“Bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran, karena masih didesain APBN awal,” jelas Sri.

Rinciannya, pendapatan pajak tercatat Rp322 triliun, pendapatan kepabeanan dan cukai mencapai Rp77,5 triliun, dan PNBP senilai Rp115,6 triliun. Sehingga, total penerimaan negara mencapai Rp516,1 triliun per akhir Maret 2025. Adapun belanja pemerintah pusat mencapai Rp413,2 triliun dan transfer ke daerah senilai Rp207,1 triliun.

Secara porsi, pendapatan negara mencapai 17,2% dari target, sementara belanja negara mencapai 17,1%. Kemudian dari sisi rata-rata nilai tukar Rupiah kepada Dolar Amerika Serikat senilai Rp16.443 secara year-to-date, sejak Januari 2025 hingga akhir Maret 2025. (*)

# Tag