Bukan Sekadar Keracunan AC, Auto2000 Ungkap Bahaya Gas CO dan Cara Pencegahannya

null
Mengantuk saat mengemudi, awas bahaya keracunan! (Foto : Auto2000)

Media sosial kembali diramaikan oleh kabar tragis: pengemudi dan penumpang ditemukan meninggal dunia di dalam mobil, diduga akibat keracunan AC. Namun, investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa penyebab utama kemungkinan besar adalah keracunan gas karbon monoksida (CO), bukan dari sistem pendingin udara seperti yang banyak dikira.

Auto2000, melalui pernyataan resminya, meluruskan miskonsepsi ini dengan memberikan penjelasan teknis. Gas CO merupakan hasil pembakaran mesin yang normalnya dibuang melalui sistem knalpot. Namun dalam kondisi tertentu, gas ini bisa masuk ke dalam kabin kendaraan. Salurannya bisa beragam, mulai dari ventilasi udara, karet pintu yang tak lagi rapat, saluran air-duct, karet wiring harness, hingga lubang pembuangan air yang longgar.

Kondisi ini menjadi lebih berisiko saat mobil dalam posisi berhenti tetapi mesin masih menyala, apalagi dalam kabin tertutup dan AC hidup. Banyak pengendara memanfaatkan waktu istirahat di rest area atau SPBU dengan tidur sejenak di mobil.

Praktik ini, walaupun umum, menyimpan bahaya tersembunyi. Gas CO tidak berbau, tidak berwarna, dan gejalanya pun kerap samar. Lemas, mengantuk, dan sakit kepala bisa disangka kelelahan biasa. Jika terus terpapar, kondisi ini bisa berkembang menjadi mual, nyeri dada, bahkan kehilangan kesadaran. Dalam tingkat paparan tinggi, risiko kematian bisa terjadi dalam waktu singkat.

“AutoFamily perlu meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman mengenai keselamatan berkendara. Ini tidak hanya berlaku saat mobil melaju di jalan, tetapi juga ketika mobil berhenti di tempat parkir, terutama saat mesin masih menyala,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000 (30/4/25).

Untuk menghindari risiko serupa, Auto2000 membagikan beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan dengan mudah namun berdampak signifikan. Salah satunya adalah beristirahat secara bergantian. Jika bepergian bersama, penting untuk bergantian istirahat agar bisa saling mengingatkan bila kondisi menjadi berbahaya.

Membuka sedikit kaca jendela juga dianjurkan agar pertukaran udara terjadi secara alami. Celah 2–3 cm sudah cukup membantu, meski tetap harus waspada terhadap potensi hujan atau keamanan. Mengatur alarm ponsel sebagai pengingat waktu istirahat dapat menjadi tambahan tindakan preventif, terutama untuk menghindari tidur berlebihan di dalam kabin tertutup.

Langkah paling efektif tetaplah bersifat proaktif: jika merasa tidak enak badan, terutama kantuk mendadak, lemas, atau pusing, pengemudi maupun penumpang sebaiknya segera keluar dari kendaraan dan mencari udara segar.

Servis berkala juga menjadi bagian penting dari pencegahan. Lewat servis rutin, potensi kebocoran dari sistem pembuangan bisa dideteksi lebih awal. Selain itu, uji emisi dapat memastikan bahwa kadar gas buang mobil masih dalam batas aman. Jika diperlukan, bengkel resmi akan menyarankan penggantian komponen untuk menjaga performa mesin tetap optimal.

“Pencegahan adalah langkah terpenting. Pastikan seluruh saluran ventilasi memiliki karet dan katup yang berfungsi baik, serta lakukan perawatan kendaraan secara teratur untuk menjaga emisi gas buang tetap di bawah ambang batas yang ditentukan,” tutup Yagimin.

Isu keselamatan dalam berkendara bukan hanya soal kecepatan atau kecelakaan di jalan. Bahaya bisa datang secara diam-diam—dari dalam kabin yang terasa aman. Edukasi dan kesadaran menjadi benteng utama, dan produsen seperti Auto2000 mengambil peran penting dalam membangun kewaspadaan tersebut. (*)

# Tag