Harga Emas Diprediksi Menguat Terpicu Rilis Data Ekonomi AS dan The Fed di 7 Mei 2025
Harga emas (XAU/US$) menunjukkan kecenderungan menguat setelah sempat menyentuh level terendah harian di US$3.268 pada awal pekan ini. Stabilitas sentimen pasar mendorong aksi beli pada logam mulia tersebut, yang membuat harga emas naik 0,55% dan diperdagangkan di sekitar $3.338 pada akhir sesi Senin (28/4/2025) kemarin.
Pada perdagangan Selasa (29/4/2025), harga emas sedikit tertekan di sekitar $3.335, terpengaruh oleh penguatan moderat US$ dan meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Keputusan Tiongkok untuk mengecualikan sebagian impor AS dari tarif tambahan memberikan harapan bahwa ketegangan perdagangan dapat segera berakhir, meskipun pernyataan dari kedua pihak masih beragam.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa penyelesaian masalah tarif kini bergantung pada langkah Tiongkok untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan.
Dari sisi teknikal, formasi candlestick yang terbentuk, dipadukan dengan indikator Moving Average, menunjukkan tren bullish mulai terbentuk kembali. Analis di Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, memprediksikan selama harga bertahan di atas level support utama, emas memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan menuju target berikutnya di US$3.367. Namun, ia juga memperingatkan adanya risiko pembalikan arah.
“Jika tekanan beli melemah, XAU/USD berisiko turun kembali ke area support US$3.267. Oleh karena itu, Andy menyarankan pelaku pasar untuk memperhatikan reaksi harga di sekitar area resistance dan support utama hari ini,” ucapnya pada pernyataan yang dikutip Kamis (1/5/2025).
Selain itu, pelaku pasar memantau potensi kebijakan moneter The Federal Reserve. Ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC di 7 Mei 2025 masih menjadi faktor pendukung bagi harga emas.
Investor kini menunggu data ekonomi penting minggu ini, termasuk laporan awal produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama dan data ketenagakerjaan bulan April. Diperkirakan, ekonomi AS akan menambah sekitar 135.000 lapangan pekerjaan, dengan tingkat pengangguran tetap di 4,2%. Data yang lebih lemah dari perkiraan dapat menekan dolar AS dan meningkatkan permintaan terhadap emas.
Secara keseluruhan, Andy menilai kondisi pasar saat ini, prospek harga emas hari ini masih cenderung positif, dengan potensi penguatan menuju US$3.367, asalkan sentimen global tetap kondusif dan Dolar AS tidak mengalami penguatan signifikan. Namun, pelaku pasar diingatkan untuk tetap berhati-hati menghadapi potensi volatilitas tinggi menjelang rilis data ekonomi utama. (*)