Angkut 1,53 Juta Penumpang, AirAsia Indonesia Cetak Pendapatan Rp1,99 Triliun pada Kuartal I/2025

Angkut 1,53 Juta Penumpang, AirAsia Indonesia Cetak Pendapatan Rp1,99 Triliun pada Kuartal I/2025

Langit 2025 dibuka dengan optimisme bagi PT AirAsia Indonesia Tbk. Di tengah kompetisi ketat antar-maskapai dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, anak usaha dari grup AirAsia ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,99 triliun pada kuartal I-2025, naik 14,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kontributor utama pendapatan datang dari sektor inti bisnis maskapai: penjualan tiket. Dari total pendapatan tersebut, sebesar Rp1,65 triliun disumbang oleh penjualan tiket penerbangan.

Sementara itu, layanan tambahan seperti biaya bagasi, pelayanan di udara, dan pendapatan ancillary lainnya turut menyumbang Rp339 miliar, menunjukkan bahwa strategi diversifikasi pendapatan di luar tiket mulai memberi hasil.

“Mengawali tahun 2025, Indonesia AirAsia kembali meluncurkan rute internasional terbaru, yakni Bali-Darwin, yang menjadi rute ketiga dalam menghubungkan Indonesia dan Australia, setelah sebelumnya meresmikan penerbangan Bali-Perth, dan Bali-Cairns,” tutur Veranita Yosephine Sinaga, Direktur Utama AirAsia Indonesia dalam siaran pers yang dikutip Jumat (2/5).

Peluncuran rute Bali-Darwin menjadi sinyal bahwa AirAsia Indonesia tidak hanya bermain aman di pasar domestik, tetapi juga agresif memperluas jangkauan internasional.

Langkah ini bukan tanpa hitungan: pariwisata Australia–Indonesia memiliki potensi pasar yang besar, terutama untuk rute langsung dari Bali, yang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata favorit warga Australia.

Dengan kekuatan armada sebanyak 30 pesawat, AirAsia Indonesia mencatat kapasitas kursi sebanyak 1,85 juta sepanjang kuartal pertama tahun ini. Sebanyak 1,53 juta penumpang berhasil diangkut, menjangkau 7 rute domestik dan 26 rute internasional yang dioperasikan maskapai. Tingkat keterisian penumpang (load factor) yang mencapai 83% memperlihatkan efisiensi operasional yang terus membaik.

Bahkan, metrik penting lain seperti Revenue per Available Seat Kilometre (RASK) juga mencatat pertumbuhan sebesar 6,4% dibandingkan kuartal I tahun lalu. Angka ini menjadi cerminan bahwa nilai per kursi dan daya beli pasar mengalami peningkatan, yang menjadi tanda bahwa kepercayaan konsumen terhadap layanan AirAsia tetap tinggi.

Tak berhenti di tiga rute Australia, maskapai ini berencana meluncurkan rute keempatnya ke Negeri Kanguru. Pada kuartal II-2025, rute Bali–Adelaide akan resmi dibuka, mempertegas komitmen ekspansi jaringan internasional AirAsia Indonesia.

Langkah ekspansi ini bukan tanpa tantangan. Meski mencatat kenaikan pendapatan, AirAsia Indonesia masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp710 miliar. Namun kerugian tersebut menyempit 8,5% dibandingkan kuartal I-2024. Tekanan dari depresiasi rupiah terhadap dolar AS, yang tercatat melemah 4,1%, menjadi salah satu penyebabnya.

Namun maskapai ini tampaknya tidak tinggal diam. Sejumlah inisiatif efisiensi biaya, optimalisasi jaringan rute, hingga sinergi dengan Grup AirAsia dalam negosiasi dan penyelarasan kewajiban keuangan telah dilakukan sebagai bagian dari strategi berkelanjutan. (*)

# Tag