12 Saham LQ45 Ini Memberikan Kekayaan Kepada Investor
Sebanyak 12 saham dari 45 emiten di Indeks LQ45 memberikan imbal hasil pada periode 2 Januari 2025 hingga 30 April 2025. Sedangkan, saham lainnya di indeks saham-saham blue chips ini masih di zona merah. Emiten yang terkoreksi itu juga termasuk saham-saham perbankan besar milik swasta dan badan usaha milik negara (BUMN), properti, minimarket, energi dan tambang, hingga peritel gaya hidup.
Sedangkan emiten yang mencetak kenaikan harga dan memberikan cuan kepada pemegang investor berasal dari saham teknologi, BUMN, farmasi, mie instan, peritel gaya hidup, energi dan tambang, hingga jamu siap minum.
Jika merangkum data dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (2/5/2025), BEI mencatat bahwa indeks LQ45 menghijau di level 761,515, dari sebelumnya di level 757,189. Ini meningkat 4,330 pada Rabu (30/4/2025).
Pada Rabu itu, volume transaksi indeks LQ45 mencapai 8,03 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp8,75 triliun. Adapun frekuensi transaksinya sebanyak 423.828 kali. Sehingga, nilai kapitalisasi pasar di indeks LQ45 mencapai Rp4,91 kuadriliun.
Jika ditarik pada awal tahun setelah perayaan 1 Januari, bursa kembali aktif pada 2 Januari 2025. Indeks LQ45 pada hari itu ditutup menguat ke level 837,207, sebelumnya di level 826,647. Ini naik 10,560 poin, dengan volume transaksi mencapai 6,35 miliar saham. Adapun nilai transaksinya mencapai Rp4,19 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 262.185. Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp5,47 kuadriliun.
Lebih detail, berikut rincian 12 emiten yang mencetak cuan bagi investor.
1. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Merangkum dari berbagai sumber, tim riset swa.co.id mencatat bahwa harga saham emiten barang baku yang bergerak di industri logam dan mineral, ANTM, meningkat 625 poin atau 40,45% secara year-to-date (ytd). Harga ANTM pada 2 Januari 2025 di Rp1.545, sementara pada 30 April 2025 di Rp2.170.
2. GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Berikutnya, emiten teknologi GOTO menorehkan kenaikan harga saham dengan selisih 14 poin, atau meningkat 19,72%. Harganya pada 2 Januari 2025 di Rp71, pada 30 April 2025 di Rp85.
3. AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Emiten energi AKRA juga meningkat harganya dengan selisih 14 poin, pada 2 Januari 2025 ada di posisi Rp1.155, sedangkan pada 30 April 2025 di Rp1.260.
4. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
Emiten barang konsumen primer yang bergerak di industri makanan dan minuman olahan ini juga mengalami peningkatan harga. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp7.475, kemudian meningkat 525 poin menjadi Rp8.000 pada 30 April 2025. Sehingga kenaikan harga saham INDF mencapai 7,02%.
5. Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
Selain ANTM, emiten barang baku MDKA juga meningkat. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp1.595, kemudian merangkak 75 poin menjadi Rp1.670 pada 30 April 2025. Ini menunjukkan, harga MDKA meningkat 4,70% dibanding awal tahun 2025.
6. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Emiten energi milik negara atau BUMN, PGAS juga menorehkan kenaikan harga saham sejak awal tahun hingga 30 April 2025. Secara ytd, harga saham PGAS pada 2 Januari 2025 senilai Rp1.610. kemudian, meningkat 75 poin menjadi Rp1.685 pada 30 April 2025. Hasilnya, kenaikan harga saham PGAS hingga 4,66%.
7. Bukit Asam Tbk (PTBA)
Masih emiten energi milik BUMN di bawah naungan MIND ID, PTBA juga meningkat harga sahamnya. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp2.680. Kemudian, meningkat 80 poin menjadi Rp2.760 pada 30 April 2025. Sehingga, persentase kenaikannya mencapai 2,99%.
8. Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Masih seputar BUMN, perbankan syariah BRIS juga masuk emiten yang mencetak cuan bagi investor keuangan syariah. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp2.780. Berjalannya waktu, harga BRIS naik 70 poin menjadi Rp2.850. Persentase kenaikannya 2,52%.
9. Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Emiten kesehatan yang bergerak di bidang farmasi, KLBF juga layak dilirik. Sebab, harganya meningkat secara ytd sejak 2 Januari 2025 hingga 30 April 2025. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp1.340. Beberapa bulan kemudian, meningkat 25 poin ke Rp1.365 pada 30 April 2025. Persentase kenaikan harganya mencapai 1,87%.
10. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)
Masih di sektor kesehatan, perusahaan farmasi, khususnya jamu siap minum SIDO juga mencatatkan kenaikan harga saham. Secara ytd, harga saham SIDO pada 2 Januari 2025 ada di Rp585. Kemudian meningkat 10 poin di Rp595 pada 30 April 2025. Sehingga, terjadi kenaikan harga mencapai 1,71%.
11. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Masih satu grup dengan Indofood dan terafiliasi dengan INDF, ICBP juga mengalami peningkatan harga saham. Pada 2 Januari 2025, harganya di Rp11.225. Tiga bulan kemudian, harga sahamnya meningkat 125 poin ke Rp11.350. Sehingga, persentase kenaikan harga saham ICBP mencapai 1,11%.
12. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
Harga saham MAPI,emiten barang konsumen non-primer yang bergerak di perdagangan ritel,juga meningkat, meski tren penurunan daya beli masyarakat masih berlangsung. Pada 2 Januari 2025, harga saham MAPI di Rp1.360. Sedangkan pada 30 April 2025, meningkat tipis ke 5 poin. Sehingga persentase kenaikannya menjadi 0,37%.(*)