Pendapatan Blue Bird (BIRD) Tembus Rp1 Triliun: Diversifikasi dan Digitalisasi Jadi Pilar Pertumbuhan
PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengawali tahun 2025 dengan catatan kinerja yang solid.
Perusahaan transportasi yang sudah lebih dari setengah abad melayani masyarakat Indonesia ini membukukan pendapatan sebesar Rp1,30 triliun pada kuartal pertama, tumbuh 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih juga tercatat naik 42% secara tahunan menjadi Rp167 miliar, sementara EBITDA tumbuh 25% menjadi Rp320 miliar.
Pencapaian tersebut bukan datang secara tiba-tiba. Di balik angka-angka tersebut, Bluebird menjalankan strategi yang relatif konsisten: memperkuat layanan inti, memperluas diversifikasi bisnis, serta meningkatkan kapabilitas teknologi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan segmen taksi sebesar 14%, serta segmen non-taksi yang naik 23%.
Langkah diversifikasi dan inovasi menjadi penting bagi perusahaan seperti Bluebird yang selama ini identik dengan layanan taksi konvensional. Namun, seiring dengan perubahan preferensi pelanggan dan dinamika kompetisi di sektor mobilitas, pendekatan perusahaan mulai mengarah ke pengembangan layanan yang lebih beragam, baik dari sisi moda transportasi maupun platform digital.
“ Kami terus fokus pada efisiensi operasional, penguatan layanan berbasis teknologi, serta perluasan jangkauan yang relevan sesuai kebutuhan pelanggan,” ujar Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono, Jumat (2/5/2025).
Salah satu bukti nyata dari penguatan sisi layanan dan teknologi adalah pertumbuhan signifikan aplikasi MyBluebird. Sepanjang kuartal pertama 2025, jumlah pengguna dan order melalui aplikasi tersebut tumbuh hingga 47%.
Hal ini menunjukkan pergeseran perilaku pelanggan yang semakin terbiasa memesan layanan transportasi secara digital, dan sekaligus menjadi ruang kompetisi yang harus dikelola Bluebird secara strategis.
Selain penguatan aplikasi, perusahaan juga melanjutkan langkah transformasinya ke arah layanan berbasis kendaraan listrik. Penambahan armada e-Bluebird dan e-Goldenbird menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menghadirkan solusi transportasi yang lebih berkelanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan inisiatif kota-kota besar di Indonesia yang mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Hingga akhir Maret 2025, jumlah armada Bluebird telah melampaui 24.500 unit. Ekspansi ini turut memperluas cakupan layanan di berbagai kota besar. Beberapa wilayah bahkan mencatatkan pertumbuhan kontribusi pendapatan hingga 30%, mengindikasikan bahwa pertumbuhan Bluebird kini tidak lagi tersentralisasi di satu dua kota saja.
Di sisi lain, upaya membangun kedekatan dengan konsumen juga menjadi bagian dari strategi perusahaan. Kampanye TrueBlue, misalnya, menjadi sarana untuk memahami kebutuhan lokal yang berbeda-beda dan menyesuaikan layanan berdasarkan karakteristik pelanggan di masing-masing wilayah.
Langkah ekspansi juga terlihat dari pengembangan lini bisnis Cititrans. Bluebird menambah rute Juanda–Malang, berkolaborasi dengan Sarinah, serta memperluas metode pembayaran di aplikasi MyBluebird, termasuk integrasi dengan OVO. Berbagai langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk memperluas ekosistem layanan yang lebih lengkap dan mudah diakses oleh berbagai segmen pelanggan.
“Ke depan, Bluebird akan meneruskan perjalanan transformasi menuju perusahaan layanan Mobility as a Service (MaaS) yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan,” ujar Andre, menegaskan arah baru perusahaan di tengah disrupsi dan digitalisasi yang terus bergerak. (*)