PLN Nusantara Power Services: Implementasi HSE Tingkatkan Corporate Value
Risiko bisnis dalam bidang operation & maintenance pembangkit listtrik tergolong tinggi. Inilah yang dihadapi PT PLN Nusantara Power Services (PLN NP Services).
Maka, dengan lokasi unit pembangkit listrik yang tersebar di seluruh Indonesia, Jakfar Sadiq, Direktur Utama PLN NP Services, mengatakan, anak perusahaan PT PLN (Persero) ini menerapkan sistem tata kelola pembangkitan berbasis aset manajemen yang di dalamnya terintegrasi dengan aspek HSE (Health, Safety, Environment) atau K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
PLN NP Services pun, lanjutnya, memanfaatkan perkembangan teknologi informasi di bidang K3, sehingga manajemen dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi K3 secara korporat.
“Merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan untuk dapat menerapkan K3 secara optimal, sesuai dengan slogan perusahaan kami, bahwa tidak ada yang lebih penting daripada jiwa manusia,” Jakfar menegaskan.
Beyond Service Excellence
Menurutnya, penerapan K3 merupakan pilar utama dalam mendukung pengelolaan pembangkit secara aman dan andal, aman bagi pekerja, aman bagi peralatan, dan aman bagi lingkungan sehingga dapat selalu tercapai kinerja yang Beyond Service Excellence.
Untuk itu, menurut Jakfar, PLN NP Services memiliki kebijakan yang disahkan oleh direktur utama, yang wajib diimplementasikan oleh seluruh lini perusahaan, baik internal karyawan maupun mitra yang bekerja di lingkungan perusahaan. Untuk memastikan kebijakan telah diimplementasikan secara menyeluruh, perusahaan melaksanakan pemantauan secara berlapis.
“Ini dilakukan sebagai upaya PLN NP Services mengintegrasikan nilai-nilai HSE dalam budaya organisasi secara keseluruhan,” kata Jakfar.
Pada lapis pertama, dia menjelaskan, manajemen unit memantau implementasi yang dilakukan oleh seluruh karyawan melalui aktivitas Total Patrol. Kemudian, pada lapis kedua, manajemen kantor pusat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pemantauan oleh manajemen unit.
”Sebagai bagian dari safety leadership dalam pengelolaan K3 di perusahaan, peran direksi/top leader berada pada lapis paling atas secara berkala melakukan pemantauan langsung kondisi di lapangan,” katanya.
Untuk mengukur efektivitas program K3, Jakfar menjelaskan, PLN NP Services memberlakukan indikator kinerja utama atau key performance indicators (KPI) zero accident yang berlaku di seluruh unit, serta program pengukuran efektivitas menggunakan kinerja maturity level K3. Leading indicator-nya, antara lain, konsistensi Patrol (top management & Total Patrol), konsistensi penerapan WPO Plus (izin kerja), audit SMK3 (Sistem Manajemen K3) dan SMK2, serta konsistensi penerapan CSMS full cycle.
Jakfar menyadari, keterlibatan atau partisipasi karyawan merupakan faktor penting. Melalui program digitalisasi K3, yakni iZat (Zero Accident Assistant), seluruh karyawan akan dilibatkan dalam program HSE, seperti Total Patrol.
“Seluruh karyawan diwajibkan untuk dapat melaksanakan patrol/inspeksi terkait identifikasi perubahan kondisi yang berpotensi terjadinya unsafe condition, unsafe action, dan near miss melalui aplikasi iZat tersebut,” Jakfar menegaskan lagi.
Kemudian, seluruh karyawan juga bisa melakukan pelaporan rutin secara online, tindak lanjut oleh bidang K3 dengan dukungan bidang terkait, dan monitoring progress secara rutin sampai dengan penyelesaian dan closing temuan pada aplikasi.
Maka, PLN NP Services memberikan beragam pelatihan kepada karyawan. Menurut Jakfar, perusahaan yang dipimpinnya ini memiliki fasilitas Training Development Center yang mengelola pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan kompetensi, termasuk sertifikasi kompetensi.
Pelatihan bersifat teknis di bidang pembangkitan dan nonteknis dilaksanakan secara offline (classroom) serta online (Learning Management System). Training Development Center tersebut memiliki fasilitas simulator operasional pembangkit guna menunjang peningkatan keterampilan dalam mengoperasikan pembangkit.
Adapun peningkatan kompetensi HSE dilaksanakan sesuai dengan aturan regulasi yang ditetapkan dari Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan Hidup, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Antara lain, ahli K3 umum, petugas khusus K3, petugas kebakaran, dan pengendali pencemaran udara.
“PLN NP Services juga memiliki Learning Management System berupa Paspor K3 & Paspor Lingkungan, guna memastikan seluruh karyawan mempunyai bekal dasar terkait HSE,” kata Jakfar.
Memanfaatkan Teknologi
Agar penerapan K3 dapat dijalankan secara konsisten di seluruh area kerja PLN NP Services, perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi di bidang K3. Di antaranya, pertama, Paspor K3 & Paspor Lingkungan, program penguatan pengetahuan K3 dan lingkungan bagi seluruh karyawan melalui pelatihan berbasis e-learning atau Learning Management System (LMS).
Kemudian, kedua, iZat (Zero Accident Assistant), aplikasi untuk melakukan monitoring implementasi Patrol/inspeksi perubahan kondisi yang berpotensi terjadinya unsafe condition, unsafe action, dan near miss.
Dan, ketiga, Contractor Safety Management System (CSMS) full cycle, yang mewajibkan semua mitra yang bekerja di lingkungan PLN NP Services harus memenuhi kuafikasi K3 melalui CSMS, sehingga dapat dipastikan mitra perusahaan mempunyai standar yang baik dalam penerapan K3.
Monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen HSE pun dilakukan secara rutin setiap bulan pada agenda papat P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dipimpin langsung oleh direksi (top management), membahas program yang sedang berjalan, perbaikan berkelanjutan, dan isu-isu K3 terkini. Manajemen kantor pusat terlibat dalam proses perbaikan pada unit berdasarkan hasil Rapat P2K3.
“Rapat Tinjauan Manajemen dilakukan setahun sekali bersamaan dengan Sistem Manajemen lainnya dan diikuti seluruh direksi PLN NP Services,’’ kata Jakfar.
Bagaimana hasil penerapan K3 di PLN NP Services?
Dia menjelaskan, dalam pencapaian keselamatan kerja, sampai Desember 2024 PT PLN NP Services telah mencapai 54.928.819 jam kerja aman, serta dua tahun berturut meraih penghargaan Subroto Award terkait Keselamatan dalam bidang Ketenagalistrikan dari Kementerian ESDM.
Dalam bidang lingkungan, pada tahun 2024 tiga unit yang dikelola oleh PLN NP Services telah berhasil meraih PROPER Hijau (beyond compliance), sedangkan sisanya meraih PROPER Biru. Hal ini, menurut Jafar, membuktikan komitmen yang sangat tinggi dari PLN NP Services terhadap pengelolaan lingkungan hidup.
Dan, implementasi HSE tersebut mendukung peningkatan kepercayaan pelanggan kepada PLN NP Services secara signifikan untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan di perusahaan dengan tingkat risiko tinggi. Antara lain, pada industri migas dan pertambangan.
“Pencapaian ini secara langsung meningkatkan corporate value PLN NP Services sebagai perusahaan bidang ketenagalistrikan yang aman, andal, dan ramah lingkungan. Sehingga, meningkatkan kepercayaan pelanggan yang mendukung peningkatan pendapatan perusahaan secara signifikan,’’ ungkap Jakfar. (*)