Perkantoran di CBD Jakarta Kuartal I 2025: Tingkat Hunian dan Harga Naik
Laporan MarketBeat Cushman & Wakefield mencatat, sektor perkantoran di Central Business District (CBD) pada kuartal I 2025 masih mencatatkan ketiadaan pasokan baru. Total stok perkantoran di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta tetap berada di angka sekitar 7,4 juta meter persegi/m2 hingga akhir Maret 2025.
“Tidak ada proyek baru yang diperkirakan akan masuk ke pasar hingga akhir tahun 2025, sehingga total pasokan diperkirakan akan tetap pada level saat ini,” kata Arief Rahardjo, Director Strategic Consulting Cushman and Wakefield Indonesia, Jumat (2/5/2025) kemarin.
Selanjutnya, aktivitas sewa perkantoran tetap aktif, meskipun dengan laju yang relatif lebih lambat pada kuartal pertama tahun 2025. Permintaan sebagian besar berasal dari penyewa yang sedang merencanakan dan mencari opsi untuk relokasi.
“Dua transaksi besar tercatat di dua gedung perkantoran selama kuartal ulasan, dengan total transaksi ruang kantor mencapai 8.500 m2. Semua transaksi tersebut didorong oleh kebutuhan relokasi,” ucapnya.
Penyerapan bersih sebesar 31.400 m2 tercatat selama kuartal pertama tahun 2025, dengan kantor kelas A berkontribusi sekitar 27.600 m2 atau sekitar 88% dari total penyerapan. Tingkat hunian keseluruhan di kawasan CBD terus meningkat selama kuartal ulasan, naik 0,4% menjadi mencapai 75,6% pada akhir Maret 2025.
Untuk harga, baik sewa dasar maupun service charge dalam rupiah mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,8% dan 0,9%. Hingga akhir Maret 2025, rata-rata sewa bruto dalam rupiah tercatat sebesar Rp266.500/m2/bulan, atau meningkat sebesar 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sebaliknya, rata-rata tarif sewa perkantoran di CBD Jakarta dalam denominasi dolar AS justru menurun sebesar 2,3%, yang sebagian besar disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS . (*)