Konvensional Naik, Syariah Melesat: Laba Tugu Insurance Melonjak 54% di 2024

Konvensional Naik, Syariah Melesat: Laba Tugu Insurance Melonjak 54% di 2024
Kantor Tugu Insurance (Ist)

Di tengah tekanan industri asuransi yang terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan regulasi, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) berhasil mencatatkan pertumbuhan yang solid sepanjang tahun buku 2024. Baik lini konvensional maupun unit usaha syariah (UUS) menunjukkan kinerja yang positif, mempertegas posisi perusahaan sebagai salah satu pemain utama di industri asuransi umum nasional.

Pada lini konvensional, pendapatan underwriting Tugu Insurance tercatat sebesar Rp1,39 triliun atau meningkat 20,83% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini sejalan dengan kenaikan premi bruto yang tumbuh 13,21% secara tahunan menjadi Rp5,32 triliun dari Rp4,70 triliun pada 2023.

Di sisi lain, beban klaim berhasil ditekan 2,77% menjadi Rp413,82 miliar, menandakan perbaikan dalam manajemen risiko perusahaan.

Tak hanya itu, efisiensi juga menjadi kunci keberhasilan Tugu Insurance tahun ini. Beban usaha turun drastis 32,21% dari Rp651,93 miliar menjadi Rp441,91 miliar, didorong oleh penurunan signifikan pada pos beban umum dan administrasi yang menyusut hingga 56,5% menjadi Rp157,67 miliar.

Efisiensi ini berdampak langsung pada laba usaha, yang melonjak 54,68% menjadi Rp721,78 miliar.

Tak kalah impresif, Unit Usaha Syariah (UUS) juga menunjukkan laju pertumbuhan yang sehat. Pendapatan kontribusi dana Tabarru’ hampir dua kali lipat dari Rp28,21 miliar menjadi Rp56,23 miliar.

Pendapatan usaha unit syariah pun naik 77,12% secara tahunan menjadi Rp30,82 miliar. Di sisi bottom line, laba usaha mencapai Rp10,13 miliar, naik 9,3% dari tahun sebelumnya.

Dudi Subekti, Corporate Secretary Tugu Insurance, menegaskan bahwa pencapaian ini mencerminkan konsistensi perusahaan dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

“Tugu Insurance optimistis bahwa strategi yang diterapkan akan memperkuat daya saing Perusahaan, baik di sektor konvensional maupun syariah,” ujarnya (2/5/2025).

Lebih jauh, Dudi juga mengungkap bahwa perusahaan sedang mempersiapkan agenda penting: spin off unit usaha syariah. Proses pemisahan ini mengikuti arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menjadi bagian dari strategi mendukung pengembangan industri asuransi syariah nasional.

“Tentunya proses spin off ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami meyakini dengan spin off tersebut diharapkan dapat membuat bisnis asuransi syariah Tugu Insurance akan tumbuh lebih baik dan berkelanjutan,” tambahnya.

Secara keuangan, Tugu Insurance menunjukkan fundamental yang kuat. Menurut Kristy Damayanti, SVP Strategic Management & Corporate Development, rasio solvabilitas perusahaan mencapai 432,08% untuk konvensional dan 473% untuk unit syariah—jauh di atas ambang batas minimum yang ditetapkan regulator, yaitu 120%.

"Keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan efisiensi biaya menjadi fokus utama kami di tahun 2024. Dengan pencapaian rasio solvabilitas yang tinggi dan beban usaha yang berhasil dikendalikan, Tugu Insurance berada dalam posisi keuangan yang sangat kuat untuk menghadapi tantangan dan peluang di tahun-tahun mendatang. Kami juga terus mengoptimalkan hasil investasi untuk memperkuat kinerja keuangan perusahaan secara berkelanjutan,” jelas Kristy.

Hingga akhir 2024, total aset Tugu Insurance tercatat sebesar Rp15,76 triliun untuk segmen konvensional dan Rp187,67 miliar untuk unit usaha syariah. Capaian ini memperkuat pijakan perusahaan untuk terus melaju dengan strategi digitalisasi layanan, ekspansi jaringan bisnis, penguatan tata kelola, serta fokus yang tajam pada pengelolaan risiko dan kepuasan nasabah. (*)

# Tag