Dari Keamanan ke Keberlanjutan: Strategi Fortinet Menjawab Masa Depan Digital yang Bertanggung Jawab
Di tengah dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan siber tak lagi hanya menjadi tanggung jawab teknis. Ia telah menjelma menjadi fondasi kritis bagi keberlangsungan bisnis, perlindungan data, dan ketahanan ekosistem digital global. Fortinet, salah satu pemimpin global dalam keamanan siber, memahami hal itu dengan sangat serius.
Pada April 2025, Fortinet merilis Laporan Keberlanjutan 2024 — sebuah dokumen komprehensif yang merinci strategi perusahaan dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam setiap aspek operasional, teknologi, dan kemanusiaan. Laporan ini menjadi penanda penting bahwa keberlanjutan bukan hanya soal jejak karbon, tapi juga soal tanggung jawab dalam membangun masa depan digital yang lebih aman dan adil.
“Seiring dengan percepatan transformasi digital, keamanan siber menjadi semakin penting untuk melindungi bisnis, ekonomi global, dan masyarakat luas,” ujar Michael Xie, Pendiri, Presiden, dan Chief Technology Officer (CTO) Fortinet.
“Fortinet berkomitmen agar produk, layanan, dan sumber daya manusia kami berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih aman dan berkelanjutan — mulai dari meningkatkan dampak lingkungan produk kami melalui efisiensi energi dan paket produk yang lebih berkelanjutan, hingga komitmen kami untuk menutup kesenjangan keterampilan di bidang keamanan siber dengan melatih 1 juta orang pada tahun 2026.”
Komitmen ini diwujudkan melalui enam pilar utama yang dijabarkan dalam laporan tersebut. Pertama, inovasi teknologi yang bertanggung jawab. Dengan hampir 1.400 paten yang telah diterbitkan dan lebih dari 450 dalam proses, Fortinet menunjukkan kepemimpinannya dalam pengembangan solusi keamanan berbasis AI.
Kolaborasi pun dilakukan bersama berbagai institusi seperti UC Berkeley, World Economic Forum, dan CISA. Pada 2024, Fortinet menjadi penandatangan awal komitmen Secure by Design dari CISA, memperkuat prinsip keamanan sejak fase desain produk.
Kedua, keterlibatan global dalam memberantas kejahatan siber. Fortinet aktif mendukung Operasi Serengeti INTERPOL dan Cybercrime Atlas Project dari World Economic Forum. Hasilnya? Lebih dari 1.000 penangkapan, pembongkaran 134.000 jaringan berbahaya, dan pemulihan dana senilai 44 juta dolar AS pada 2024.
Ketiga, komitmen terhadap iklim. Target pengurangan emisi gas rumah kaca Fortinet telah divalidasi oleh Science Based Targets initiative (SBTi), termasuk emisi scope 1 dan 2 yang selaras dengan target pemanasan global 1,5°C, serta scope 3 yang melibatkan rantai pasok.
Keempat, inovasi pada efisiensi energi produk. Fortinet memperkenalkan model FortiGate baru yang 61% lebih hemat energi dibanding generasi sebelumnya. Selain itu, 22 model kemasan bersertifikasi FSC diluncurkan dan 86 produk kini bebas plastik. Langkah ini mencegah emisi sebesar 387 metrik ton CO₂e dan mengurangi 77 ton plastik.
Kelima, pengembangan talenta global di bidang keamanan siber. Sejak 2022, lebih dari 630.000 individu telah dilatih melalui Fortinet Training Institute. Pada 2024, Fortinet bergabung dalam Cybersecurity Skills Academy Komisi Eropa dan menargetkan pelatihan 75.000 orang hingga 2027. Perusahaan juga berkontribusi dalam Strategic Cybersecurity Talent Framework World Economic Forum 2024.
Keenam, tata kelola dan etika bisnis. Seluruh produsen kontrak utama (90% dari pengeluaran) dan distributor telah menyelesaikan pelatihan etika bisnis dan kepatuhan. Fortinet juga memperluas cakupan sertifikasi ISO dan audit keamanan informasi hingga mencapai 81 sertifikasi/pemeriksaan SOC2 Type II. (*)