Kia Menjabarkan Plan S, Targetkan Jual Mobil Listrik 2,33 Juta Unit di 2030
Kia Corporation (Kia) memperbarui Plan S sebagai rencana bisnis untuk jangka menengah dan panjang milik Kia. Perusahaan menargetkan penjualan global sebesar 4,19 juta unit pada tahun 2030, termasuk 2,33 juta kendaraan hibrid dan kendaraan listrik.
Dengan memanfaatkan kelincahan dan fleksibilitasnya dalam menanggapi kebutuhan pasar, Kia akan mendiversifikasi model-model baru yang diharapkan dapat mendorong perkembangan Kia – seperti PBV dan truk pikap – dan bisnis masa depan utama lainnya.
Presiden dan CEO Kia Ho Sung Song mengungkapkan, sejak meluncurkan strategi Kia Transformation pada tahun 2021, Kia terus berkembang menjadi penyedia solusi mobilitas berkelanjutan yang menciptakan ruang inovatif. Dengan begitu, memungkinkan pelanggan untuk memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik selain menggunakannya sebagai sarana transportasi konvensional.
“Kami akan terus mengembangkan merek dengan menerapkan strategi jangka menengah dan panjang untuk memperkuat stabilitas internal dan merespons secara efektif terhadap perubahan dalam industri otomotif,” ujarnya dalam siaran pers yang dilansir swa.co.id pada Senin (5/5/2025).
Perusahaan berencana untuk menjual 1,11 juta unit di Amerika Utara dan 774.000 unit di Eropa pada tahun 2030 serta menargetkan penjualan 580.000 unit di Korea Selatan. Di India, Perusahaan akan memperluas penjualan Syros dengan target penjualan 400.000 unit.
Perusahaan otomotif ini menargetkan penjualan mobil listrik 2,33 juta unit pada tahun 2030 yang merupakan 56% dari total target penjualannya. Target ini mencakup BEV yang akan mencapai 1,26 juta unit dan xHEV yang akan mencapai 1,07 juta unit. Di pasar utama, proporsi penjualan model listrik ditargetkan meningkat menjadi 70 persen di Amerika Utara, 86% di Eropa, 73% di Korea Selatan, dan 43% di India.
Untuk memenuhi permintaan, Kia akan meningkatkan kapasitas produksi global sebesar 17%, dari semula 3,63 juta unit pada tahun 2025 menjadi 4,25 juta unit pada tahun 2030.
Perusahaan akan melakukan diversifikasi jajaran produk hybrid di semua segmen, mulai dari model kompak hingga model full-size, termasuk SUV seperti Seltos dan Telluride. Menanggapi permintaan kendaraan hybrid yang terus meningkat, perusahaan bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk hybrid hingga hampir satu juta unit pada tahun 2030 – dua kali lipat dari 490.000 unit yang diharapkan pada tahun 2025.
Untuk mempercepat transisi EV, merek otomotif asal Korea Selatan ini akan memimpin adopsi EV secara massal dengan memperluas jajaran produk EV-nya dengan penambahan model unggulan lainnya, yaitu EV2, kemudian EV3, EV4, dan EV5. Perusahaan juga akan memperluas jajaran Platform Beyond Vehicle (PBV), dimulai dengan PV5 tahun ini dan memasuki segmen truk pikap untuk memperkuat daya saingnya.
Strategi Pertumbuhan
Pertama, Perusahaan akan memperkuat pasar EV dengan dengan meluncurkan sejumlah produk. Mempertahankan kesuksesan EV6 dan EV9 yang menjadi andalannya, Kia akan memperluas jajaran EV unggulannya dengan memperkenalkan EV3, EV4, EV5, dan EV2.
Kia telah menetapkan target untuk meningkatkan penjualan mobil listrik menjadi 1,26 juta unit pada tahun 2030. Hal ini akan didukung dengan memperkuat kepemimpinan EV-nya melalui model unggulan, meningkatkan daya saing biaya, meningkatkan layanan pelanggan, dan mengoptimalkan strategi produksi.
Strategi inovasi biaya akan berfokus pada pengoptimalan perangkat keras melalui desain interior dan eksterior yang menawarkan nilai yang sesungguhnya kepada pelanggan sembari melakukan standarisasi perangkat lunak EV melalui arsitektur elektronik generasi berikutnya. Perusahaan akan meningkatkan layanan pelanggan EV dengan memperluas jaringan pemeliharaan khusus, memperkenalkan program pelatihan perbaikan EV bersertifikat, dan menyediakan layanan diagnostik jarak jauh.
Pengembangan infrastruktur pengisian daya EV akan terus berlanjut melalui kemitraan strategis Kia, termasuk dengan E-pit di Korea Selatan, serta joint venture (JV) IONNA di Amerika Utara, dan Ionity JV di Eropa.
Untuk mengoptimalkan rantai pasokannya, Perusahaan akan memperluas produksi mobil listrik lokal di wilayah-wilayah utama. Korea Selatan akan berfungsi sebagai pusat global untuk pengembangan dan produksi EV, Amerika Utara akan fokus pada SUV menengah ke atas, Eropa pada SUV kompak dan hatchback, dan India pada SUV kompak yang ditargetkan secara lokal.
Kia akan mempertahankan fleksibilitas dengan memproduksi seluruh jajaran produknya – kendaraan bermesin pembakaran internal, hybrid, dan kendaraan listrik – di 13 fasilitas produksi yang ada di seluruh dunia sambil meningkatkan efisiensi produksi dengan dua pabrik kendaraan listrik khusus.
Pabrik EVO Gwangmyeong, yang mulai beroperasi tahun lalu, mendorong adopsi EV dengan memproduksi EV3. Model EV jilid kedua Kia, EV4, mulai diproduksi secara massal pada bulan Maret dan akan diluncurkan secara global. Selain itu, pabrik EVO Hwaseong Kia, yang akan memulai memproduksi EV5 seiring dengan peluncurannya pada Juli 2025, akan diperluas untuk mencakup produksi EV7 pada tahun 2027, yang bertujuan untuk memperkuat posisi pasarnya.
Kedua, Perusahaan akan ekspansi bisnis PBV sebagai mesin pertumbuhan baru. Perusahaan telah siap untuk merevolusi industri mobilitas dengan memperluas bisnis PBV-nya, meningkatkan momentum pertumbuhan, dan mendefinisikan kembali kerangka kerja bisnis yang mengutamakan pelanggan.
Pada tahun 2030, perusahaan bertujuan untuk menargetkan secara agresif permintaan yang terus meningkat untuk kendaraan komersial ringan listrik (LCV) dengan target penjualan 250.000 PBV di seluruh Eropa, Korea Selatan, dan pasar global lainnya.
Untuk membangun posisi dominan di sektor PBV, fokus strategis Kia ada pada lima bidang utama yakni produk, manufaktur, solusi, layanan dan saluran.
Sisi produk, Kia akan memperluas jajaran PBV-nya dengan memperkenalkan PV7 pada tahun 2027 dan PV9 pada tahun 2029. Perusahaan juga akan meluncurkan PV5 pada bulan Juli 2025, PV5 akan tersedia dalam tipe bodi penumpang, kargo, dan kabin sasis, serta model konversi termasuk varian B2C Premium, Light Camper, Crew Van, Open Bed, dan Box/Truk Berpendingin.
Di manufaktur, Kia sedang membangun ekosistem manufaktur yang fleksibel dan efisien di pabrik EVO Hwaseong dan membangun pusat konversi untuk mengembangkan dan memproduksi model konversi PBV. Perusahaan juga akan bermitra dengan perusahaan konversi lokal terkemuka di wilayah utama untuk memastikan bahwa PBV yang disesuaikan memenuhi kebutuhan spesifik pasar yang unik dengan kualitas dan keandalan yang luar biasa.
Solusi PBV Kia, didasari konsep Software-Defined Vehicle (SDV) dari Hyundai Motor Group, akan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi global. Solusi ini disesuaikan untuk efisiensi bisnis.
Sisi layanan, manajemen armada (fleet) akan ditingkatkan dengan pemeliharaan prediktif bertenaga AI dan analisis kecelakaan kontekstual. Kemampuan ini akan diintegrasikan ke dalam Fleet Management System (FMS) generasi ketiga Kia untuk membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya.
Kemudian, Kia akan mengemas solusi FMS-nya dengan layanan operasional utama, termasuk pembiayaan, pengisian daya, dan pemeliharaan, untuk merampingkan kepemilikan dan manajemen kendaraan bagi pelanggan B2B. Paket layanan ini akan diintegrasikan dengan sistem penagihan tunggal, memberikan pengalaman pembayaran yang mulus dan memaksimalkan kenyamanan bagi klien bisnis.
Untuk layanan, Kia akan mengemas solusi FMS-nya dengan layanan operasional utama, termasuk pembiayaan, pengisian daya, dan pemeliharaan, untuk merampingkan kepemilikan dan manajemen kendaraan bagi pelanggan B2B. Paket layanan ini akan diintegrasikan dengan sistem penagihan tunggal, memberikan pengalaman pembayaran yang mulus dan memaksimalkan kenyamanan bagi klien bisnis.
Kia meningkatkan perjalanan pelanggan B2B dengan mengoptimalkan saluran penjualan daring dan luring. Secara luring, perusahaan akan menunjuk diler-diler tertentu sebagai spesialis PBV dan mengembangkan business lounge di mana pelanggan dapat merasakan berbagai macam kendaraan, solusi, dan layanan PBV di satu lokasi. Secara daring, Kia akan meluncurkan situs web PBV khusus untuk pelanggan dan portal konversi karoseri untuk mitra konversi guna memastikan akses mudah ke informasi dan layanan terkait PBV.
“Sebagai mesin pertumbuhan yang sangat penting, bisnis PBV Kia akan terus berkembang di seluruh pasar dan model bisnis. Perusahaan ini bertujuan untuk memperluas basis pelanggannya di luar pembeli kendaraan penumpang B2C konvensional dan memasuki segmen LCV B2B. Secara regional, Kia berencana untuk memperluas operasi PBV dari target utamanya – Eropa dan Korea Selatan – ke Amerika Utara, Timur Tengah, Asia-Pasifik, dan Jepang,” tulis Kia dalam keterangannya.
Ketiga perusahaan akan memasuki segmen bisnis baru ke truk pick up dan ini akan diwujudkan dengan meluncurkan Tasman. Kia ingin memenuhi kebutuhan pasar yang beragam untuk truk pikap dengan mesin pembakaran internal (ICE) dan EV. Truk pikap pertama, Kia Tasman, akan diluncurkan di Korea Selatan, Australia, dan pasar negara berkembang dengan target penjualan tahunan sebesar 80.000 unit dan pangsa pasar sebesar 6%.
Di Amerika Utara, Kia berencana untuk memperkenalkan truk pikap EV berdasarkan platform EV baru yang dirancang untuk penggunaan di perkotaan serta petualangan di alam bebas. Dengan model inovatif ini, Kia menargetkan penjualan tahunan jangka menengah hingga jangka panjang sebanyak 90.000 unit dan pangsa pasar 7%. (*)