Juliana Cen: Teknologi untuk Perubahan Bermakna dan Menjembatani Kesenjangan

null
Managing Director HP Indonesia, Juliana Cen. (Foto: Syifa/SWA)

Pagi itu di Batam, semarak suasana terasa berbeda. Acara bertajuk “HP Kini dengan TKDN” menjadi titik temu penting antara para pemangku kepentingan, awak media, dan pihak HP Indonesia.

Mereka tak sekadar hadir untuk mendengarkan presentasi. Mereka diajak menyusuri jantung operasional HP di Indonesia: pabrik manufaktur yang baru saja diresmikan hasil kolaborasi HP dengan PT Sat Nusapersada Tbk.

Gerbang masuk pabrik tampak ramai, antrean panjang tamu undangan mengular hingga ke luar. Pengeras suara bersahutan menyapa dalam bahasa Inggris dan Jepang, memberi ucapan selamat datang yang hangat.

Di area pintu masuk, para tamu mengenakan pakaian pelindung berwarna kuning dan topi keselamatan sebelum menaiki eskalator menuju ruang utama.

Pemberhentian pertama adalah zona pengujian kualitas. Delapan jenis uji ketahanan dan keandalan dilakukan sebelum produk diluncurkan ke pasar. Mulai dari Hinge Tester 360°, Drop Tester, Vibration Tester, hingga pengujian suhu ekstrem. Semuanya memastikan bahwa laptop dan printer HP yang dirakit di Batam punya daya tahan tinggi.

Setelah melewati area pengujian, rombongan tamu dipandu menuju lini perakitan. Di sana, para karyawan berpakaian biru bekerja dalam konsentrasi tinggi, menyusun komponen demi komponen dengan presisi.

Tak jauh dari sana, zona pengepakan menjadi saksi bagaimana teknologi dan manusia berpadu demi menciptakan produk berkualitas global dari tangan lokal.

Sesi konferensi pers menjadi klimaks dari kunjungan itu. Di ruangan berukuran sedang di belakang pabrik, tampil seorang perempuan dengan rambut hitam bergelombang, mengenakan setelan jas biru tua dan rok bermotif bunga. Cara bicaranya tegas namun hangat. Dialah Juliana Cen, Managing Director HP Indonesia yang baru menjabat Januari 2025.

Kehadiran Juliana menandai babak baru perjalanan HP Indonesia. Pengalamannya membentang lintas perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Asus.

Di Asus, ia berkontribusi besar terhadap pertumbuhan pasar notebook. Di Microsoft, ia aktif dalam pengembangan solusi cloud untuk UMKM, serta mendorong terciptanya lingkungan kerja yang lebih inklusif. Dari perjalanan itu, lahir karakter kepemimpinan yang strategis dan berempati.

“Saya percaya bahwa kepemimpinan harus dijalankan dengan tujuan yang jelas, visi strategis yang kuat, dan empati untuk membangun tim yang inklusif dan berprestasi tinggi,” tuturnya dalam jawaban tertulis kepada SWA, Senin (5/5/2025).

Cintanya pada teknologi tumbuh dari kesadaran bahwa kemajuan digital bisa menjadi jembatan bagi inklusi dan pemberdayaan. "Dengan adanya transformasi teknologi, saya menyaksikan langsung, bahwa teknologi bisa memberdayakan individu, mendorong inklusi dan memajukan masyarakat," katanya.

Kini, sebagai pemimpin tertinggi HP Indonesia, Juliana mengusung visi yang berfokus pada inovasi, keberlanjutan, dan pemberdayaan. Dia tidak menyebutkan angka pasti soal target bisnis tahun ini, tapi menyiratkan arah yang jelas.

“HP Indonesia tetap optimistis terhadap pertumbuhan bisnis pada 2025,” ujarnya. Fokus utama tahun ini, menurut Juliana, adalah memperkuat keunggulan operasional, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan memperluas inisiatif pemberdayaan lokal.

“Dalam lima tahun ke depan, saya ingin menempatkan HP Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi berkelanjutan, memperdalam investasi kami dalam pengembangan talenta lokal, dan memberikan kontribusi nyata terhadap transformasi ekonomi dan digital Indonesia,” pungkasnya.

Dari ruang uji ketahanan hingga podium presentasi, dari tangan-tangan terampil para pekerja Batam hingga visi pemimpin barunya, HP Indonesia tampak tengah merancang masa depan. Bukan hanya untuk memperkuat posisi di pasar lokal, tetapi juga untuk mengukir peran strategis dalam peta industri global. Dan semuanya dimulai dari sini, dari lantai pabrik yang hidup di jantung Batam. (*)

# Tag