OJK Bali Tingkatkan Literasi dan Keuangan Pasar Modal ASN
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sektor pasar modal melalui program tematik Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di wilayah Provinsi Bali tahun 2025, khususnya akselerasi pemanfaatan produk/layanan industri keuangan pasar modal bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Provinsi Bali.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu implementasi Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang selaras dengan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD). "Program tematik akselerasi pemanfaatan produk/layanan industri keuangan pasar modal ini juga bertujuan untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi sektor pasar modal yang relatif masih rendah di Indonesia," ujar Puji di Denpasar, Bali, Jumat (9/5/2025).
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2025, indeks literasi dan inklusi pasar modal masing-masing sebesar 17,78% dan 1,34%. Kolaborasi OJK Provinsi Bali bersama TPAKD di wilayah Bali ini menggandeng juga perwakilan Bursa Efek Indonesia Wilayah Bali dan Industri Jasa Keuangan yang bergerak di sektor pasar modal memberikan literasi tentang produk/layanan industri keuangan pasar modal. Masyarakat diajak memperluas pilihan berinvestasi antara lain melalui kepemilikan saham, obligasi maupun reksa dana.
Edukasi pasar modal kepada ASN untuk pertama kalinya dilaksanakan oleh TPAKD Kabupaten Gianyar yang berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia Wilayah Bali dan PT Mandiri Sekuritas Wilayah Bali. "Selanjutnya, kegiatan ini juga akan dilaksanakan oleh seluruh TPAKD kota/kabupaten lainnya di Provinsi Bali sepanjang tahun 2025 dan akan dilanjutkan melalui beberapa rangkaian edukasi keuangan yaitu analisa/mekanisme transaksi saham dan reksadana, IPO, securities crowfunding hingga kompetisi trading saham antar ASN di Provinsi Bali," tambah Puji.
Kegiatan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat di Bali bersama para pemangku kepentingan di daerah itu diharapkan dapat mendukung ekosistem Industri Jasa Keuangan yang inklusif, inovatif dan berkelanjutan serta meningkatkan inklusi dan literasi masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan industri yang lebih sehat. (*)