Deloitte: Gen Z dan Milenial Dibekap Kecemasan, Ini Pemicunya

Deloitte merilis laporan bertajuk Global 2025 Gen Z and Milennial Survey pada Senin (19/5/2025). Survei ini sudah ke-14 kalinya diterbitkan. Tahun ini, Deloitte mengambil 23.482 responden Generasi Z dan Milenial di 44 negara termasuk Indonesia.
Laporan tersebut menemukan sekitar 29% dari responden Gen Z dan 18% generasi milenial di Indonesia merasa stres dan cemas pada sepanjang atau sebagian besar waktu. Adapun, kesehatan dan kesejahteraan keluarga menjadi faktor terbesar bagi 85% Gen Z dan 81% milenial yang merasa stres itu. Kemudian, disusul 84% Gen Z dan 79% milenial mulai cemas gegara masa depan keuangan dalam jangka panjang.
Selain itu, 79% Gen Z dan 73% milenial juga stres akan keuangan untuk membutuhi kehidupan sehari-hari. Kemudian faktor hubungan keluarga dan pribadi membuat cemas 78% Gen Z dan 76% milenial. Terakhir, sebanyak 77% Gen Z dan 73% milenial merasa cemas tentang data keamanan pribadi miliknya di tengah banyaknya lagu lama kasus pencurian data di berbagai situs pemerintahan.
Stres di Tempat Kerja
Sebanyak 77% Gen Z dan 74% milenial di Indonesia sepakat pekerjaan mereka merupakan pendorong stres. Hal ini dikarenakan budaya beracun di tempat kerja menyumbang perasaan stres bagi Gen Z dan milenial dengan persentase yang serupa yakni 57%.
Kemudian jam kerja yang panjang membuat 56% Gen Z dan 51% milenial mudah cemas. Meski begitu, ada yang merasa tidak cukupnya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Alhasil, 55% Gen Z dan 49% milenial menjadi cemas.
Di tengah melonjaknya tingkat stres di tempat kerja, masih ada pemberi kerja yang menilai serius ihwal kesehatan mental karyawan mereka. 77% Gen Z dan 80% milenial setuju bahwa pemberi kerja sangat memperhatikan kesehatan para mental karyawannya.(*)