Peluang dari Perang Dagang: Langkah Strategis Livzon-Kalbe Bangun Pabrik API di Cikarang Senilai Rp650 Miliar
Di tengah ketidakpastian geopolitik global, dua perusahaan lintas negara justru melihat celah untuk tumbuh. PT Livzon Pharma Indonesia, perusahaan patungan antara Kalbe Farma dan Livzon Group dari Tiongkok, memulai langkah besarnya dengan membangun pabrik Active Pharmaceutical Ingredients (API) di kawasan industri GIIC Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Upacara peletakan batu pertama pada Rabu, 28 Mei 2025, menandai komitmen mereka terhadap industri farmasi yang mandiri dan berdaya saing ekspor.
Bukan sekadar ekspansi bisnis, pembangunan ini merepresentasikan strategi yang cermat dalam membaca dinamika global. "Adanya perang dagang, perang tarif, dan perang politik antara China dengan Amerika, sehingga kondisinya kurang kondusif. Indonesia sebagai negara non-blok, mengambil peluang bisnis ini bersama Lian SGP Holding, anak perusahaan Livzon Group asal Cina," ujar Mulialie, Komisaris PT Livzon Pharma Indonesia sekaligus Direktur PT Kalbe Farma Tbk.
Dari kawasan industri di Cikarang, Livzon Pharma Indonesia membidik pangsa pasar yang justru berjarak ribuan kilometer: Amerika Serikat dan Eropa. Tak tanggung-tanggung, 95% dari hasil produksi pabrik ini akan ditujukan untuk ekspor ke dua kawasan ekonomi terbesar tersebut. Bukan tanpa alasan, API yang diproduksi sudah dirancang memenuhi standar paling ketat: Good Manufacturing Practice (GMP) dari FDA (AS), EMEA (Eropa), dan PIC/S.
Investasi Rp650 Miliar untuk Masa Depan Steril
Tahap awal pembangunan akan difokuskan pada satu lini produksi API steril dalam bentuk bubuk liofilisasi. Fasilitas ini akan dilengkapi dengan pusat kontrol mutu, sistem pengolahan limbah tanpa emisi, serta pembangkit energi.
Jika semua berjalan sesuai rencana, pabrik dengan total nilai investasi mencapai Rp650 miliar atau setara US$40 juta ini akan mulai komersialisasi pada pertengahan 2026. Tak hanya mengedepankan aspek efisiensi dan kualitas produksi, proyek ini juga menjadi langkah konkret untuk memperkuat ketahanan farmasi nasional, khususnya dalam pengembangan bahan baku obat.
Komitmen terhadap TKDN dan Transfer Teknologi
Pembangunan pabrik ini juga menjadi momen penting untuk mendorong peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), salah satu isu penting dalam industri farmasi Indonesia yang selama ini masih sangat bergantung pada impor bahan baku.
Untuk saat ini, Kalbe Farma sudah menyentuh hampir 50% TKDN komponen barang khususnya bahan baku. Meski begitu, persentase tersebut tergantung dengan jenis bahan bakunya. Demikian ungkap Mulialie.
Lebih dari itu, komitmen terhadap penguatan kapasitas nasional juga tercermin dari pendekatan rekrutmen dan pelatihan. “Transfer pengetahuan dan teknologi akan dilakukan,” tambahnya, seraya menegaskan bahwa seluruh tenaga kerja yang terlibat berasal dari Indonesia.
Dari sinilah harapan tumbuh: bahwa investasi ini bukan hanya menciptakan produk, tetapi juga sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing global.
PT Livzon Pharma Indonesia lahir dari sinergi dua pemain besar: PT Global Chemindo Megatrading, anak usaha Kalbe Farma, dan Lian SGP Holding, anak usaha Livzon Group dari Tiongkok.
Kolaborasi ini bukan hasil yang instan. Kedua pihak telah menandatangani nota kesepahaman sejak 2024 lalu, sebuah gestur awal dari visi jangka panjang untuk menciptakan industri API yang kompetitif dan berorientasi ekspor dari tanah Indonesia. (*)