Bank DKI dan Bank Maluku Malut Bersinergi Memperkokoh Perkonomian Daerah

null
Kolaborasi ini akan memperkuat layanan kepada masyarakat dan pelaku usaha lokal. (Foto: Bank DKI)

Untuk memperluas penetrasi pasar, memperkuat struktur bisnis, serta meningkatkan kontribusi terhadap penguatan ekonomi daerah PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).

Proses inisiasi pembentukan KUB antara Bank DKI dan BMM dimulai sejak 2024, dan bertujuan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum, memperkuat ketahanan, efisiensi, dan daya saing BPD, mendorong integrasi teknologi, budaya kerja, serta tata kelola, dan enjadi pilar value creation dalam transformasi dan persiapan IPO Bank DKI.

Bank DKI menargetkan sinergi ini akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap laporan konsolidasi dalam 6-12 bulan ke depan. BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini terus melangkah sebagai bank daerah yang bertransformarsi menjadi kekuatan baru dalam industri perbankan nasional.

Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Penyertaan Modal dan Perjanjian Pemegang Saham, yang dilaksanakan di Balai Kota Jakarta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, dan Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar. Adapun Perjanjian Pemegang Saham ditandatangani oleh Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo dan Gubernur Provinsi Maluku, Hendrik Lewerissa, disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoandra.

Kehadiran para pemimpin daerah serta otoritasperbankan nasional, seperti Kepala Eksekutif PengawasPerbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjadi simbol kuat dukungan terhadap sinergi antar daerah sebagai bagian dari konsolidasi perbankan nasional yang tertuang dalamPOJK No. 12/POJK.03/2020.

Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menegaskan pembentukan KUB ini merupakan tonggak penting dalam transformasi Bank DKI menjadi bank yang sehat, kuat, dan berdaya saing nasional. “Melalui kerja sama ini, Bank DKI akan memperluas penetrasi pasar, memperkuat struktur bisnis, serta meningkatkan kontribusi terhadap penguatan ekonomi daerah. Ini adalah bagian dari investment story kami menuju IPO,” kata Agus dalam siaran pers yang diterima swa.co.id di Jakarta, Jumat (6/5/2025).

Bank DKI menjadi Pemegang Saham Pengendali Kedua di BMM, dan akan aktif mendampingi penguatan tata kelola, manajemen risiko, sistem IT, serta pengembangan bisnis dan SDM di BMM, sejalan dengan prinsip Governance, Risk & Compliance (GRC) yang terintegrasi.

Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar, menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai awal dari transformasi besar BMM. Ia berharap langkah ini juga membuka ruang kerjasama ekonomi antara pengusaha Maluku dan Maluku Utara dengan pelaku usaha di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta mengapresiasi proses konsolidasi yang dilakukan kedua bank sebagai bentuk nyata kepatuhan terhadap regulasi, sekaligus wujud kolaborasi antar wilayah. “Kami melihat kerja sama ini bukan hanya soal modal, tapi juga semangat untuk membangun Indonesia dari pinggiran secara nyata, dengan Jakarta berperan sebagaienabler,” kata Pramono.

Gubernur Maluku beraharap kolaborasi ini akan memperkuat layanan kepada masyarakat dan pelaku usaha lokal. “Dengan dukungan Bank DKI, kami yakin BMM dapat mengakselerasi transformasi layanan keuangan dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi daerah,” ujarnya.

Sherly Tjoandra, Gubernur Maluku Utara, menambahkan kerja sama ini penting di tengah ketidakpastian ekonomi dan percepatan digitalisasi perbankan. “Langkah ini adalah bentuk adaptasi dan kolaborasi di era yang penuh tantangan.”ujarnya.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengakui momen ini sebagai hasil nyata dari visi besar yang telah dibangun sejak 2022. “Hari ini kita menyaksikan tidak hanya pemenuhan regulasi, tapi juga model penguatan BPD yang kolaboratif, strategis, dan berdampak langsung kemasyarakat,” kata Dian. (*)