Indonesia Gandeng Eropa, Dorong Produksi Beras Rendah Karbon
Komjen Pol (P) Drs Ahmad Luthfi, Gubernur Jawa Tengah (kiri) bersama H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia (tengah), dan Respati Ardi, Walikota Surakarta (kanan) bertukar cinderamata sebagai simbol penguatan kerja sama dalam bidang ketahanan pangan pada pertemuan bilateral bertema “SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project". (Foto: EU-Indonesia Cooperation Facility)Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, didampingi oleh sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa bertemu dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pertemuan ini membahas kolaborasi dalam mendorong produksi beras berkelanjutan melalui Switch-Asia Low Carbon Project (Proyek Beras Rendah Karbon Switch-Asia).
Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, mengatakan proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project didanai oleh Uni Eropa dan diimplementasikan oleh Preferred by Nature, bekerja sama dengan Perkumpulan Penggilingan Padidan Pengusaha BerasIndonesia (PerpadiI) dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).
Inisiatif ini pun mendukung para petani lokal dan telah memberikan fasilitasi serta pendampingan kepada 150 penggilingan padi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan memperkenalkan teknologi pascapanen yang lebih ramah lingkungan, bertransisi dari penggilingan diesel ke penggilingan berbasis energi listrik.
Tujuannya untuk mengurangi emisi karbon di tingkat penggilingan, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan mata pencaharian produsen beras.
"Program Switch-Asia menekankan komitmen kami terhadap kemitraan berkesinambungan yang bermanfaat bagi masyarakat dan bumi," ucap Denis dalam siaran pers di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Jawa Tengah, sebagai salah satu provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia, memegang peran kunci dalam proyek Switch-Asia Low Carbon Rice Project. Kabupaten-kabupaten seperti Klaten, Sragen, dan Boyolali telah menjadi lokasi percontohan bagi penggilingan-penggilingan padi yang telah mulai beralih ke praktik-praktik hemat energi,meningkatkan rantai nilai setempat, dan berkontribusi pada tujuan iklim nasional.
Sementara itu Respati Ardi, Walikota Surakarta menuturkan proyek Switch-Asia Low Carbon Rice, sangat selaras dengan visi Kota Surakarta dalam menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan.
"Pendekatan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berbasis pemberdayaan masyarakat dan inovasi teknologi, merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis pangan," tuturnya dalam siaran pers.
Program itu merupakan salah satu inisiatif utama Uni Eropa untuk mempromosikan konsumsi dan produksi berkelanjutan (sustainable consumption and production/SCP) yang telah berjalan di 42 negara di wilayah Asia, Timur Tengah, dan Pasifik. Sejak diluncurkan, program ini telah mendanai 158 proyek yang melibatkan lebih dari 500 mitra di benua Asia dan Eropa, yang secara langsung dan tidak langsung mendukung 80.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (*)