Kabupaten Probolinggo Deklarasikan “Merdeka Senyum” Lewat Operasi Bibir Sumbing

null
Presiden Direktur PT Paiton Energy, Fazil Erwin Alfitri, menandatangani Deklarasi Sinergi Kabupaten Probolinggo Merdeka Senyum untuk Indonesia Maju. (Foto: Paiton)

Suasana Rumah Sakit Rizani di Kabupaten Probolinggo pada Sabtu, 16 Agustus 2025, dipenuhi rasa haru dan harapan baru.

Sebanyak 15 anak balita menjalani operasi bibir sumbing gratis, sebuah inisiatif hasil kolaborasi PT Paiton Energy (PE), PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI), Rumah Sakit Rizani, Yayasan Surabaya CLP Center, dan Smile Train Indonesia.

Pada kesempatan itu juga dideklarasikan "Kabupaten Probolinggo Merdeka Senyum untuk Indonesia Maju", sebagai simbol komitmen bersama mewujudkan daerah bebas bibir sumbing.

Program ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan sosial yang telah dijalankan sejak Agustus 2024. Kali ini merupakan pelaksanaan ketiga dan kedua kalinya dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelum operasi, seluruh pasien menjalani proses screening kesehatan pada 15 Agustus untuk memastikan kesiapan tindakan medis.

Acara dihadiri oleh Bupati Probolinggo Muhammad Haris, Presiden Direktur PT Paiton Energy Fazil Erwin Alfitri, Direktur Rumah Sakit Rizani Mirrah Samiyah, serta Ketua Tim Medis Surabaya CLP Center Lobredia Zarasade.

Dalam sambutannya, Fazil menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak melalui intervensi kesehatan yang berdampak jangka panjang.

“Operasi bibir sumbing gratis ini tidak hanya memberikan harapan baru bagi pasien-pasien yang terlahir dengan kondisi ini, tetapi juga membawa kebahagiaan bagi keluarga mereka. Melalui program ini, kita dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka, baik dari sisi kesehatan maupun psikologis,” kata Fazil Erwin Alfitri.

Bupati Probolinggo Muhammad Haris menilai program ini lebih dari sekadar tindakan medis. Menurutnya, operasi ini tidak hanya mengembalikan fungsi bicara secara medis, tetapi juga membantu meningkatkan rasa percaya diri anak-anak, serta memberikan mereka senyuman baru dan harapan hidup yang lebih baik.

"Patut kita syukuri, selama dua tahun terakhir kegiatan ini telah terlaksana sebanyak tiga kali, sebuah bukti bahwa kepedulian ini bukanlah sekadar simbolis, melainkan berkelanjutan dan berdampak nyata. Terlebih di momen menjelang Hari Kemerdekaan, semoga kegiatan ini menjadi simbol kemerdekaan sejati bagi mereka, bebas dari keterbatasan dan bebas untuk bermimpi lebih tinggi,” ujarnya.

Direktur Rumah Sakit Rizani, Mirrah Samiyah, menegaskan pentingnya akses kesehatan yang merata. Menurutnya, kegiatan ini memastikan seluruh masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu, memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.

"Gangguan bicara dan dampak psikososial sering kali menjadi permasalahan yang dihadapi oleh penderita dan keluarganya. Oleh karena itu, di Hari Kemerdekaan ini kami semua ingin memberikan kontribusi nyata melalui kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Medis Surabaya CLP Center Lobredia Zarasade menyoroti pentingnya perawatan lanjutan bagi pasien dengan kondisi celah langit mulut. Pasien yang mereka operasi dalam bakti sosial, datanya disimpan untuk perawatan lanjutan di Surabaya.

Pada pasien dengan celah langit mulut, penanganan tidak cukup hanya dengan operasi, tetapi membutuhkan terapi lanjutan seperti latihan wicara, perawatan dokter gigi untuk pembentukan rahang atas, hingga operasi tambahan seperti perbaikan suara sengau, penutupan celah gusi, dan perbaikan rahang.

"Seluruh layanan tersebut tersedia di yayasan kami di Surabaya secara gratis. Lokasi Surabaya yang cukup dekat dengan Probolinggo juga memudahkan pasien untuk melanjutkan penanganan,” jelasnya.

Kegiatan ini menunjukkan bagaimana kerja sama lintas pihak dapat menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat. Melalui sinergi antara pemerintah daerah, tenaga medis, yayasan sosial, dan sektor swasta, anak-anak dengan kondisi bibir sumbing di Probolinggo dapat memperoleh layanan kesehatan yang lebih baik, sekaligus membuka ruang bagi inisiatif serupa di masa mendatang. (*)

# Tag