JLM Group dan Super Sistem Ultima Hubungkan Jalur Serat Optik Barat–Timur Indonesia dan Batam–Singapura
PT Jala Lintas Media (JLM) dan PT Super Sistem Ultima (SSU) menegaskan komitmen kedaulatan digital Indonesia dengan melakukan penandatanganan dua Kesepakatan Infrastruktur Strategis. Kesepakatan ini mencakup Kontrak Komersial 1 Fiber Pair sistem kabel bawah laut Super Sistem Batam Singapore (SSBS), yang menghubungkan Batam–Singapura, dan Term Sheet 1 Fiber Pair untuk sistem kabel bawah laut domestik BTI-1 yang membentang dari Batam–Jakarta–Manado dengan titik percabangan (branching) ke Gresik, Makassar, dan Balikpapan.
Penandatanganan dua Kesepakatan Infrastruktur Strategis ini dilaksanakan hari ini, 28 Oktober 2025, yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, dalam signing ceremony yang digelar di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Penandatanganan dilakukan secara langsung oleh Direktur Utama PT Jala Lintas Media, Victor Irianto, dan Direktur Utama PT Super Sistem Ultima, Kelvan Firman.
Kesepakatan ganda dengan nilai investasi mencapai lebih dari USD36 juta ini menegaskan posisi JLM sebagai pemilik kapasitas jalur serat optik bawah laut, baik untuk konektivitas internasional Batam–Singapura maupun tulang punggung trafik data domestik yang menghubungkan wilayah barat hingga timur Indonesia.
Di sisi lain, langkah strategis ini juga memperkuat posisi SSU sebagai penyedia infrastruktur subsea yang berperan sebagai penggerak utama (enabler) pertumbuhan ekosistem dan trafik data nasional.
Dalam Kontrak Komersial yang ditandatangani hari ini, JLM resmi mengamankan 1 fiber pair penuh pada sistem SSBS. Rute SSBS dirancang untuk menyediakan kapasitas dedicated, latensi rendah, dan jalur langsung Batam–Singapura bagi trafik operator, data center, serta workload AI dan cloud.
“Dengan mengambil satu fiber pair penuh di SSBS, JLM memiliki kontrol penuh atas kualitas dan skala kapasitas internasional kami,” ujar Victor di Jakarta pada hari ini
“Permintaan bandwidth pelanggan kami yang termasuk enterprise besar, operator nasional, dan ekosistem data center, sudah bukan pertumbuhan linear lagi, tapi telah berubah menjadi pertumbuhan eksponensial. Dengan SSBS, kami tidak hanya membeli kapasitas; kami juga mengamankan fondasi layanan kami sendiri,” tambahnya.
SSBS diposisikan sebagai jalur kritikal Batam–Singapura, dua titik paling penting dalam arsitektur data Indonesia saat ini, dimana Batam merupakan hub strategis nasional, dan Singapura sebagai konsentrasi pusat data regional dan ekosistem cloud tingkat Asia Tenggara.
Kelvan menyampaikan SSBS dibangun untuk menjadi rute yang efisien, tangguh, dan low-latency. "Dengan komitmen JLM, utilisasi komersial SSBS akan semakin cepat, dan operator Indonesia mendapatkan akses kapasitas yang mereka kendalikan sendiri, bukan sekadar menyewa jalur milik pihak lain,” ucap Kelvan.
Selain konektivitas internasional Batam–Singapura, JLM dan SSU juga menandatangani Term Sheet untuk pengambilan 1 fiber pair pada sistem BTI-1.BTI-1 (Barat–Timur Indonesia) dirancang sebagai sistem kabel bawah laut domestik dengan rute utama Batam–Jakarta–Manado. Sistem ini juga mencakup branching unit ke beberapa titik strategis nasional yaitu Gresik, Makassar, dan Balikpapan. BTI-1 diposisikan sebagai tulang punggung data nasional yang menyatukan arus trafik dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Kawasan Timur Indonesia.
“BTI-1 adalah backbone subsea domestik yang menurut kami akan menjadi penentu daya saing Indonesia secara digital,” kata Victor.Dia menyampaikan Fiber pair yang diamankan di BTI-1 memberikan jalur nasional dari barat ke timur — Batam, Jakarta, Manado — sekaligus akses ke node-node penting seperti Makassar, Gresik, dan Balikpapan. "Ini langsung menyentuh kebutuhan pelanggan kami di daerah industri, energi, dan pemerintahan," tuturnya.
Lonjakan konsumsi data dari AI, workload enterprise berbasis cloud, video berkualitas tinggi, layanan finansial digital, gaming, dan aplikasi kritikal pemerintahan mendorong kebutuhan jalur bandwidth yang dedicated, aman, low-latency dan dapat diskalakan cepat. (*)