Ekspor Masih Perkasa, Neraca Perdagangan RI Cetak Surplus 66 Bulan Beruntun

Ekspor Masih Perkasa, Neraca Perdagangan RI Cetak Surplus 66 Bulan Beruntun
Ilustrasi bongkar muat ekspor di pelabuhan. (Foto istimewa).

Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2025 mencatat surplus sebesar US$2,39 miliar. Capaian ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Adapun ekspor Indonesia mencapai US$24,24 miliar atau turun 1,79% dibanding September 2025 (MoM). Penurunan bulanan ini terutama disebabkan oleh ekspor migas yang turun 10,14% dan ekspor nonmigas yang turun 1,44%.

“Tiga komoditas nonmigas utama dengan pertumbuhan ekspor tertinggi, yaitu alumunium dan barang daripadanya (HS 76) yang naik hingga 68,45 persen, kakao dan olahannya (HS 18) naik 53,15 persen, serta berbagai produk kimia (HS 38) naik 51,78 persen (CtC),” ucap Menteri Perdagangan, Budi Santoso pada siaran pers, Selasa (2/12/2025).

Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai ekspor gabungan ke ketiga negara tersebut sebesar USD 93,33 miliar. Nilai ini setara dengan 41,84% dari total ekspor nonmigas nasional pada Januari–Oktober 2025.

Sementara itu, kinerja impor Oktober 2025 tercatat sebesar US$21,84 miliar atau naik 7,42%. Nilai ini terdiri atas impor nonmigas sebesar US$19,03 miliar dan migas sebesar US$2,81 miliar. Struktur impor pada Januari–Oktober 2025 masih didominasi bahan baku atau penolong dengan pangsa 70,45%, diikuti barang modal 20,46% dan barang konsumsi 9,09%. Impor barang modal naik sebesar 18,67%, sementara impor bahan baku atau penolong dan barang konsumsi masing-masing turun 1,25% dan 2,05%.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas pada Januari–Oktober 2025 didominasi Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat dengan kontribusi ketiganya mencapai 52,75% terhadap total impor nonmigas. Sementara itu, negara asal impor dengan kenaikan tertinggi adalah Meksiko sebesar 248,23%; Uni Emirat Arab sebesar 61,49%; serta Arab Saudi 31,90%.

Secara kumulatif, surplus pada Januari–Oktober 2025 terutama didorong oleh surplus nonmigas sebesar US$51,51 miliar dan defisit migas US$15,63 miliar. Surplus neraca perdagangan Januari–Oktober 2025 juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang sebesar US$24,89 miliar.

Surplus nonmigas Januari–Oktober 2025 sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan beberapa negara mitra utama, seperti Amerika Serikat sebesar US$17,40 miliar; disusul India US$11,37 miliar; dan Filipina US$7,09 miliar. (*)

# Tag