Bursa Saham Indonesia Lampaui Malaysia, Australia, India, AS, Cina, Inggris, dan Singapura per November 2025
Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan kinerja positif pasar saham yang tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 28 November 2025.
Data internal BEI mencatat IHSG menguat 20,18% pada periode tersebut, melampaui kinerja bursa saham Malaysia, Australia, India, Amerika Serikat (indeks S&P 500 dan Dow Jones), Tiongkok (Shanghai), Inggris, dan Singapura.
Secara rinci, kenaikan indeks di sejumlah negara per akhir November 2025 antara lain: Singapura melesat 19,44%, Inggris naik 18,93%, S&P 500 di AS 16,45%, Shanghai 16,02%, Dow Jones di AS 12,16%, India 9,68%, Australia 5,92%, sementara Malaysia justru terkoreksi minus 2,31%.
“Hingga akhir November 2025, IHSG tercatat telah menguat lebih dari 20% year-to-date (ytd) dan penguatan ini bahkan melampaui sejumlah bursa global seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan sejumlah negara di ASEAN,” jelas Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) Asosiasi Emiten Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Nyoman melanjutkan, tren penguatan tersebut dikonfirmasi oleh rekor tertinggi level IHSG atau all-time high (ATH) pada bulan berikutnya, yang menyentuh 8.617,04 pada 2 Desember 2025. Pada tanggal yang sama, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) diklaim menembus Rp17,3 triliun. Sepanjang 2025, IHSG juga tercatat mencetak ATH sebanyak 22 kali.
Dari sisi basis investor, jumlah investor pasar modal — meliputi saham, surat utang/obligasi, dan reksa dana — telah meningkat menjadi 19,7 juta. Adapun jumlah investor saham yang tercatat di C-Best mencapai 8,3 juta.
Sepanjang 2025, BEI telah menjembatani 24 perusahaan tercatat dan terbuka yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO). Dengan tambahan tersebut, total perusahaan yang melantai di BEI menembus 954 emiten. Masih terdapat 13 perusahaan lagi dalam pipeline atau daftar antre IPO, dan 7 di antaranya merupakan perusahaan besar yang akan segera tercatat di BEI.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menilai kenaikan IHSG dan peningkatan likuiditas transaksi mencerminkan optimisme investor terhadap pasar.
“... sepertinya ada spill over ke Januari, harapannya kalau Januari positif, January effect akan membawa kita untuk ekonomi lebih baik di tahun 2026,” tutup Airlangga saat menyampaikan pidato di HUT Asosiasi Emiten Indonesia pagi ini. (*)