Ini Dia 10 Tren Bisnis 2026, Dari AI, Perilaku Konsumen Hingga Isu Lingkungan
Memasuki 2026, ada beberapa tren yang patut menjadi perhatian perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tahun depan. Konsultan bisnis, Proxis Group dalam laman resminya memaparkan setidaknya ada 10 tren yang dampaknya akan terasa di hampir semua sektor industri. Setiap tren ini bukan hanya mencerminkan perubahan teknologi, tetapi juga transformasi perilaku konsumen, cara kerja, dan strategi perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi
1. AI Generatif
Artificial Intelligence (AI) generatif telah berkembang menjadi pendorong utama inovasi di berbagai sektor. Teknologi ini memungkinkan bisnis menciptakan konten, produk, dan layanan baru dengan lebih cepat, efisien, dan personal.
Dari industri kreatif hingga kesehatan, AI generatif digunakan untuk mempercepat riset, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan AI generatif dengan strategi bisnisnya akan unggul dalam hal kecepatan inovasi.
2. E-commerce
E-commerce terus menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pada 2025–2026, tren belanja online tidak hanya fokus pada kenyamanan, tetapi juga pada personalisasi pengalaman konsumen.
Dengan teknologi big data dan AI, platform e-commerce mampu menawarkan rekomendasi produk yang lebih tepat. Selain itu, integrasi metode pembayaran digital dan logistik canggih akan semakin memperkuat posisi e-commerce sebagai tulang punggung perdagangan modern.
3. 5G Platform
Teknologi 5G akan memperluas ekosistem bisnis digital ke level baru. Dengan konektivitas super cepat, perusahaan dapat mengembangkan layanan berbasis real-time yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.
Dampaknya terlihat pada industri seperti otomotif (mobil otonom), kesehatan (telemedicine), hingga hiburan (VR/AR interaktif). Kecepatan, latensi rendah, dan kapasitas besar yang dimiliki 5G menjadikannya fondasi bagi pertumbuhan bisnis berbasis data.
4. Pekerjaan Jarak Jauh dan Hibrida
Model kerja jarak jauh dan hibrida telah menjadi standar baru sejak pandemi, dan tren ini terus berkembang di 2025–2026. Perusahaan semakin menyadari bahwa fleksibilitas kerja berkontribusi terhadap produktivitas dan retensi karyawan.
Investasi pada platform kolaborasi digital, keamanan siber, dan sistem manajemen berbasis cloud menjadi faktor penting agar model kerja hibrida berjalan efektif. Selain itu, budaya kerja yang adaptif akan menentukan keberhasilan jangka panjang.
5. Ads Commerce on Social Media
Media sosial tidak lagi hanya tempat interaksi, tetapi juga menjadi mesin transaksi. Tren social commerce semakin berkembang dengan fitur belanja langsung di platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook.
Dengan strategi iklan yang tepat, perusahaan bisa menghubungkan konsumen dari tahap awareness hingga transaksi hanya dalam satu platform. Hal ini membuat biaya pemasaran lebih efisien dan hasilnya lebih terukur.
6. Bisnis Sustainability
Kesadaran akan isu lingkungan dan sosial mendorong perusahaan untuk fokus pada keberlanjutan. Investor, konsumen, hingga regulator kini lebih memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam bisnis.
Perusahaan yang proaktif dalam mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam operasionalnya tidak hanya mendapat kepercayaan pasar, tetapi juga membuka akses ke sumber pendanaan hijau. Sustainability kini bukan sekadar etika, melainkan strategi kompetitif.
7. Bisnis Teknologi Imersif
Teknologi imersif seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) semakin memasuki sektor bisnis. Dari pendidikan, retail, hingga properti, teknologi ini menawarkan pengalaman baru yang lebih interaktif.
Penggunaan teknologi imersif tidak hanya meningkatkan keterlibatan pelanggan, tetapi juga memperluas cara perusahaan melakukan pelatihan karyawan atau mendesain produk. Hal ini menjadi pembeda utama di era persaingan ketat.
8. Innovation Impacts Last-Mile Delivery
Logistik, khususnya last-mile delivery, menjadi area krusial dalam memenangkan hati konsumen. Tren inovasi di bidang ini berfokus pada kecepatan, akurasi, dan keberlanjutan.
Mulai dari penggunaan kendaraan listrik, drone, hingga sistem tracking berbasis AI, perusahaan logistik berusaha menghadirkan pengalaman pengiriman yang lebih baik. Efisiensi last-mile delivery akan menjadi faktor kunci dalam kepuasan pelanggan e-commerce.
9. Peningkatan Pengalaman Pelanggan Berbasis AI
AI bukan hanya menciptakan otomatisasi, tetapi juga mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan. Chatbot cerdas, sistem rekomendasi, hingga analitik prediktif memungkinkan perusahaan memberikan layanan yang lebih personal.
Dengan pemanfaatan AI, bisnis dapat mengantisipasi kebutuhan pelanggan bahkan sebelum mereka menyadarinya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan, tetapi juga memperkuat loyalitas jangka panjang.
10. Optimasi Melalui AI
Selain meningkatkan pendapatan, AI juga membantu perusahaan memangkas biaya operasional secara signifikan. Dari otomasi proses administrasi hingga optimisasi rantai pasok, efisiensi yang dihasilkan sangat besar.
Pada 2025–2026, perusahaan yang berhasil memanfaatkan AI untuk efisiensi biaya akan lebih kompetitif. Mereka mampu mengalokasikan sumber daya untuk inovasi, sementara pesaing masih sibuk dengan biaya operasional yang tinggi.(*)