Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Investasi Kripto pada Tahun 2026
Investasi kripto di Indonesia sedang tumbuh. Meski secara nilai investasi mengalami fluktuasi, namun secara jumlah investor terus meningkat. Data OJK, jumlah investor aset kripto mencapai 19,08 juta per posisi Oktober 2025, meningkat 2,50% mtm.
Sementara itu nilai transaksi aset kripto selama November 2025 tercatat sebesar Rp37,20 triliun. Jumlah ini menurun 24,53% dibandingkan Oktober 2025 yang tercatat sebesar Rp49,29 triliun.
Lalu bagaimana proyeksi perdagangan aset kripto pada tahun 2026?
CEO Tokocrypto Calvin Kizana dalam keterangannya kepada SWA, Kamis (24/12/2025) melihat tahun 2026 sebagai fase transisi penting bagi pasar aset kripto global. Di mana ekosistem digital bergerak dari siklus spekulatif menuju integrasi yang lebih erat dengan pasar keuangan tradisional.
Regulasi yang makin jelas dan komprehensif diperkirakan akan meningkatkan kepercayaan, menarik modal institusional dalam jumlah besar melalui produk seperti ETF dan tokenisasi aset nyata, serta memperluas utilitas blockchain di berbagai sektor.
Di tingkat domestik, peralihan pengawasan ke OJK memberikan fondasi regulasi yang solid, mendukung pertumbuhan volume perdagangan serta partisipasi investor ritel dan institusi di Indonesia. Dalam hal pergerakan harga Bitcoin di 2026, pandangan pasar mencerminkan spektrum yang luas karena berbagai faktor makroekonomi dan sentimen risiko.
“Beberapa analis masih optimis, melihat peluang Bitcoin mencapai dan bahkan melampaui kisaran US$130.000–150.000 atau lebih tinggi dalam skenario bullish di mana permintaan institusional dan likuiditas global meningkat," kata Calvin.
"Di sisi lain, proyeksi yang lebih hati-hati mengingat volatilitas inheren menunjukkan bahwa Bitcoin bisa bergerak dalam kisaran yang lebih moderat tergantung kondisi pasar serta dukungan likuiditas yang tersedia, dengan risiko penurunan signifikan jika sentimen memburuk,” Calvin menambahkan.
Salah satu faktor makro yang turut memberi warna pada proyeksi harga Bitcoin adalah kebijakan moneter The Fed, terutama potensi pelonggaran suku bunga di 2026 dan penunjukan ketua baru yang lebih dovish.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga, yang dapat meningkatkan likuiditas dan mendorong arus modal ke aset berisiko seperti kripto, telah mendorong optimisme di kalangan investor bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar bisa menjadi katalis bagi reli Bitcoin dan aset digital lainnya, meskipun realisasi kebijakan ini tetap bergantung pada data ekonomi dan keputusan Fed sepanjang tahun.
“Perlu diingat, bukan berarti jalan di 2026 akan mulus. Ada kemungkinan bahwa Fed mempertahankan sikap hati-hati atau hanya melakukan pemangkasan suku bunga terbatas, yang bisa menahan momentum harga Bitcoin dalam jangka pendek. Di samping itu, Bank of Japan (BoJ) juga potensi melakukan pengetatan suku bunga,” ucap Calvin.
Volatilitas tetap menjadi karakteristik utama pasar kripto sehingga investor harus siap menghadapi fluktuasi harga yang tajam di tengah perubahan kebijakan moneter global. Tokocrypto optimis tahun depan akan menjadi tahun pertumbuhan yang strategis bagi pasar kripto.
“Kami optimis bahwa 2026 akan menjadi tahun pertumbuhan strategis bagi pasar kripto di seluruh dunia dan di Indonesia dengan adopsi institusional yang meningkat, dukungan regulasi yang lebih kuat, dan prospek harga yang menarik khususnya untuk Bitcoin dalam kondisi makro yang mendukung. Kami juga menekankan pentingnya literasi, manajemen risiko, dan strategi jangka panjang untuk memaksimalkan peluang di pasar yang dinamis ini,” tegasnya.
Optimis tetapi Realistis
Tokocrypto melihat potensi pertumbuhan investor kripto di Indonesia masih sangat besar. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 284,4 juta jiwa pada pertengahan 2025, jumlah investor kripto per November 2025 baru berada di kisaran 19,08 juta orang, atau sekitar 10% dari total populasi.
Angka tersebut bahkan sudah melampaui jumlah investor pasar modal sejak aset kripto resmi berada di bawah pengawasan OJK, yang semakin meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri kripto. Sepanjang Januari hingga November 2025 saja, pasar kripto Indonesia mencatat penambahan sekitar 6 juta investor baru, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap aset digital masih sangat kuat.
“Melihat kondisi tersebut, kami optimis namun tetap realistis dalam menetapkan target pertumbuhan investor di tahun depan. Kami memperkirakan pertumbuhan akan cenderung lebih moderat, sangat bergantung pada dinamika pasar kripto global dan sentimen investor,” ujarnya.
Dalam skenario pasar bullish, Tokocrypto melihat peluang penambahan sekitar 7–8 juta investor baru, sehingga total investor kripto nasional berpotensi mencapai sekitar 27 juta orang.
Namun, jika pasar bergerak sideways atau cenderung bearish, maka penambahan 4–5 juta investor baru menjadi target yang lebih realistis, dengan total investor di kisaran 25 juta orang.
“Untuk kami sendiri, fokus tidak hanya pada pertumbuhan jumlah investor dan transaksi, tetapi juga pada kualitas pengguna, edukasi, serta keberlanjutan ekosistem agar pertumbuhan ini dapat terjaga dalam jangka panjang,” ungkapnya. (*)