Management

HIPPI Perlu Dorong Tingkatkan Ekonomi Kebangsaan

HIPPI Perlu Dorong Tingkatkan Ekonomi Kebangsaan

Mengawali 2013, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) siap untuk merealisasiakan program hasil Rapat Kerja Nasional Ke-I dan Musyawarah Nasional Khusus HIPPI periode 2010 – 2015, untuk memperkuat ekonomi kebangsaaan.

Suryani Motik, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat HIPPI

Banyak catatan penting bagi HIPPI yang perlu direalisasikan dan dijalankan mulai tahun ini. Seperti yang dipaparkan Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pariwisata & Industri Kreatif mengenai peran dan pandangan Kementerian Pariwisata & Industri Kreatif dalam meningkatkan ekonomi kebangsaan. Bayu mengajak pelaku usaha lebih meningkatkan perdagangan sebagai upaya memperkuat ekonomi kebangsaan. Perdagangan yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat Indonesia, akan menjadi sarana efektif dalam upaya memasuki pasar asing, sekaligus memperkenalkan produk nasional di luar negeri.

Kekuatan ekonomi kebangsaan didefinisikan sebagai proses produksi oleh Indonesia. Produknya juga begitu, produk Indonesia dan dihasilkan oleh orang Indonesia dan satu lagi yang penting lagi adalah perdagangan oleh dan untuk Indonesia.

Menurut Suryani Motik, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat HIPPI, pihaknya bertekat untuk ikut serta dalam memperkuat ekonomi kebangsaan di tengah era globalisasi dengan meningkatkan peran pengusaha pribumi. HIPPI merupakan organisasi khusus pengusaha pribumi, yaitu warga negara Indonesia yang memiliki semangat membangun bangsa, khususnya bidang ekonomi. Selain itu organisasi ini juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya pengusaha pribumi yang memiliki semangat nasionalisme.

Lain halnya MS Hidayat, Menteri Perindustrian, mengharapkan, HIPPI harus mampu memanfaatkan industri kreatif yang belum banyak digarap Indonesia. Pasalnya, pelaku industri tersebut kebanyakan kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari bank, padahal potensinya sangat besar dalam membangun kekuatan ekonomi kebangsaan. Apalagi Indonesia juga memiliki pusat industri kreatif dengan kekuatannya masing-masing, seperti di Bali,Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta dimana salah satu sektor yang mungkin bisa ditangani HIPPI. Karena kebanyakan mereka adalah generasi muda, tetapi belum diakui perbankan, karena tidak punya jaminan. Sebab industri kreatif adalah salah satu dari tiga sektor industri yang diharapkan bisa menjadi pilar pada 2025, sedangkan industri lainnya adalah agroindustri serta telematika.

Suryani menambahkan, tahun 2013, untuk mendukung pendanaan HIPPI akan merealisasikan modal ventura dimana skema permodalan untuk usaha kecil menengah yang difokuskan pada industri kreatif, usaha pertanian dan perikanan. Padahal bila melihat Amerika Serikat, modal ventura berjalan bagus sekali maju dan berkembang.

Beberapa anggota HIPPI pun menyatakan kesiapannya untuk mensukseskan program HIPPI. Seperti dituturkan Ismed Hasan Putro, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yangjuga sebagai salah satu ketua di HIPPI yang menangani bidang Koperasi & UKM, dimana RNI telah mempresentasikan beberapa produk dan program dariRNI yang dapat melakukan kerja sama dengan HIPPI di seluruh Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved