Marketing

Tas Kerajinan Amaru Dipakai Souvenir Pernikahan Ibas-Aliya

Tas Kerajinan Amaru Dipakai Souvenir Pernikahan Ibas-Aliya

Masih ingat tas kerang mutiara, souvenir pada acara pengajian Aliya Rajasa? Atau tas tangan mungil berbentuk setengah lingkaran pada pesta pernikahan Aliya dan Ibas? Siapa lagi kalau bukan Kusuma Anggraini, cucu sulung Mooryati Soedibyo, yang merancangnya. Bersama Gadiza Fauzi dan Azima Rajasa, kelahiran Jakarta itu mendirikan label Amaru Indonesia.

Sebagian koleksi tas produksi Amaru Indonesia

“Amaru berdiri akhir 2010. Ide membangun usaha kerajinan berbentuk anyaman dan tenun ini datang dari Okke Rajasa,” tutur Anggraini yang mengisi posisi Presiden Direktur Amaru. Selain memberi inisiatif, Okke Rajasa juga berperan sebagai salah satu komisaris.

Meski hampir semua produknya lebih sesuai untuk perempuan, Amaru tidak hanya mengeluarkan tas tangan. “Paling tidak, ada 50 jenis kerajinan yang diproduksi. Kipas, bingkai foto, vas, keranjang majalah, dan bantal duduk hanya beberapa di antaranya,” kata Anggraini merinci. Produk-produk tersebut dibuat oleh perajin Tasikmalaya. Sebagian besar pembelinya adalah kaum perempuan yang menginginkan tanda mata unik untuk dibagikan pada acara hari raya, pernikahan, pengajian, dan sebagainya.

Menurut Anggraini, anyaman pandan sudah jadi tren Amaru pada 2012 lalu. Barang yang paling laris adalah tas tangan. Maka selama 2013, Amaru akan meramaikan tren kerajinan Indonesia dengan tenun dan batik pada taplak meja dan sarung bantal. Jalur pemasaran online pun akan digalakkan lewat situs Amaru.

Bagi wirausahawan kerajinan seperti Anggraini, mengikuti perubahan tren wajib hukumnya. Caranya tak sekadar ber-Twitter dan menonton televisi, tetapi juga jeli melihat pameran dan toko-toko di sekitar. “Apalagi ketika masih merintis usaha, kita harus turun sendiri,” pungkas Anggraini yang ikut memimpin PT Mustika Princess Hotel, anak perusahaan PT Mustika Ratu Tbk. di bidang perhotelan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved