Ekspansi Bisnis, Dyandra Targetkan Dana IPO Rp 500 Miliar
PT Dyandra Media International Tbk (DMI), calon emiten industri MICE (meeting, incentive, convention & exhibition) di Indonesia, berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) kepada masyarakat. DMI adalah grup perusahaan industri MICE pertama di Asia Tenggara yang melantai di bursa saham.
Langkah go public DMI ditempuh untuk mendukung rencana pengembangan usahanya demi meningkatkan kapasitas DMI dalam merespons perkembangan industri MICE di Indonesia yang sangat menjanjikan pada akhir-akhir ini dan mendukung diversifikasi bisnis DMI ke bisnis pusat konvensi dan hotel.
“Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia dan di kawasan regional, saya yakin dengan status baru sebagai sebuah perusahaan yang telah go public, PT Dyandra Media International Tbk mampu untuk melangkah maju melampaui tantangan, menetapkan standar yang tinggi, mengusung profesionalisme, lebih terbuka, transparan dan terus bertahan sebagai perusahaan terkemuka dalam industri MICE,” ujar Lilik Oetama, Presiden Direktur PT Dyandra Media International Tbk.
Manajemen DMI bersama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Saham telah sepakat untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 1.282.000.000 saham baru atau 30 % dari modal disetor sesudah IPO kepada publik dengan kisaran harga penawaran Rp 315 – Rp 415 per lembar saham. Mandiri Sekuritas dan OSK Nusadana Securities Indonesia dalam hal ini bertindak selaku Penjamin Pelaksana Emisi Saham.
Dengan rencana IPO dan penawaran saham ini, DMI dan pemegang saham menargetkan perolehan dana sekitar Rp 500 miliar. Dana yang diperoleh dari penawaran umum saham perdana DMI, sekitar 67% akan pergunakan guna pengembangan usaha dalam bentuk penyertaan modal pada entitas anak usaha, sekitar 24% untuk pelunasan pokok hutang bank sehubungan dengan proyek-proyek yang sudah dilaksanakan DMI, dan sekitar 9% akan digunakan sebagai modal kerja.
“Kami optimistis bahwa IPO DMI akan memperoleh tanggapan positif dari berbagai kalangan investor baik domestik maupun Internasional karena keunikan dari model bisnis DMI maupun posisinya yang diuntungkan oleh pertumbuhan bisnis MICE di Indonesia,” ungkap Lilik dengan percaya diri.
Due diligence meeting dan paparan publik (public expose) dilakukan DMI bersama dengan kedua Penjamin Pelaksana Emisi Saham sebagai bagian dari masa penawaran awal (bookbuilding) dalam proses IPO, yang dilaksanakan untuk penjajakan minat awal dari para calon investor, baik retail maupun institusi, serta calon penjamin emisi saham. Proses book building akan berlangsung sejak tanggal 19 Februari 2013 hingga 5 Maret 2013, di mana perseroan juga akan melakukan roadshow ke Kuala Lumpur, Singapura dan Hong Kong.
Menurut Lilik, DMI kini tengah fokus mengembangkan dua bisnis utamanya yaitu gedung konvensi (convention hall) dan perhotelan. “DMI akan menambah 3 convention hall serta sejumlah hotel yang diperkirakan menyerap anggaran sejumah Rp 300 miliar,” jelasnya seraya mengatakan dana tersebut sebagian akan memakai dana IPO.
Melengkapi pernyataan Lilik, Danny Budiharto sebagai Direktur Operasional DMI menyebutkan 3 convention hall tersebut adalah pembangunan tahap kedua Bali Nusa Dua Convention Center seluas 25.000 meter persegi, pembangunan Indonesia International Expo di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten dan pembangunan Makassar International Convention Center yang terletak di kawasan Tanjung Bunga Makassar, Sulawesi Selatan.
Danny mengungkapkan, di tahun 2014 DMI menargetkan akan memiliki sejumlah 2.400 unit kamar hotel melalui pembangunan 20 hotel baru. Saat ini DMI memiliki 1 Hotel Santika dan 5 Hotel Amaris dengan total 657 unit kamar hotel yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
“Sejalan dengan ekspansi bisnis konvensi, DMI juga melakukan ekspansi di bisnis perhotelan,“ tambah Danny optimis. Dikemukakannya, arus turis dan bisnis pariwisata terus bertumbuh sehingga pengembangan bisnis hotel menjadi suatu hal yang terintegrasi dengan pengembangan bisnis gedung konvensi.
IPO ini akan mendorong diversifikasi sumber pendanaan bagi DMI, sehingga hal ini memacu pertumbuhan kualitas perusahaan, bahkan menjadi salah satu daya tarik yang mempesona bagi calon investor. Situasi ini sejalan dengan visi DMI yang bertekad menjadi penyedia jasa dan solusi atas kebutuhan MICE terbesar di Asia Tenggara serta menjadi mitra bisnis handal yang memberikan standar pelayanan yang tinggi dan solusi inovatif. Lebih jauh ditegaskan oleh Lilik Oetama, “Perusahaan akan senantiasa berusaha memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham secara optimal.”
DMI merupakan perusahaan induk (holding company) yang mengelola berbagai bidang usaha grup Dyandra yang bergerak di bidang industri MICE dan bisnis properti, terutama hotel dan convention. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan visi menjadi sebuah perusahaan jasa terintegrasi dan penyelenggara event terbesar di Indonesia, yang hampir setiap hari memiliki event untuk diselenggarakan. Beberapa diantaranya adalah pameran berstandar internasional seperti Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Indonesia International Communication Conference & Expo (ICC).
Lilik mengklaim, saat ini DMI merupakan pemimpin pasar dalam industri MICE Indonesia. DMI memiliki 4 pilar bisnis utama yaitu PT Dyandra Promosindo (DP) sebagai penyelenggara pameran dan penyelenggaraan acara, PT Nusa Dua Indonesia (NDI) sebagai pusat konvensi dan pameran, PT Graha Multi Utama (GMU) sebagai pengelola bisnis hotel, dan PT Dyamall Graha Utama (DGU) sebagai perusahaan yang pendukung penyelenggaraan pameran dan acara. Saat ini perseroan menaungi 31 anak perusahaan yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Sinergi DMI dengan Kompas Gramedia sangat bermanfaat sebagai platform perseroan meningkatkan profil DMI di Indonesia.(EVA)