Management

Empat Strategi Business Excellence Unilever

Empat Strategi Business Excellence Unilever

Di tahun 2012 Unilever Indonesia membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 16,3% dengan total jumlah lebih dari Rp 27,3 triliun. Marjin laba bersih naik sebesar 17,7%. Saat ini, Unilever berada di nomor tujuh pada kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Direktur Utama Unilever Indonesia, Maurits Lalisang, pertumbuhan top dan bottom line yang mencapai dua digit di sebagian besar kategori terjadi berkat kuatnya inovasi dan pengembangan pasar Unilever Indonesia. “Kesuksesan di tahun 2012 dan sebelumnya merupakan buah dari business model yang dirancang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, karena bagi kami sustainability tak terpisahkan dari cara kami berbisnis.”, ujarnya.

Maurits melanjutkan, elemen-elemen penting yang memungkinkan berjalannya business model tersebut adalah brand, people, dan operation. Jika ketiga elemen tersebut kuat, maka Unilever mampu meraih pertumbuhan volume yang menguntungkan. Oleh karena itu, Unilever Indonesia memiliki empat strategi utama dalam memenangkan persaingan di industri. Keempat strategi itu adalah winning with brand and innovation, winning in market place, winning with continous improvement, dan winning with people.

Pada strategi winning with brand and innovation, kuncinya adalah pengembangan produk baru dan tepat guna, terutama pada kategori hair, male grooming, home and personal, serta food and beverages di tahun lalu. Maurits mengatakan, Unilever Indonesia banyak berinvestasi pada area inovasi dan pemasaran.

“Inovasi yang didukung dengan pemasaran efektif merupakan kunci untuk memperkuat ekuitas brand,” ujarnya. Investasi dalam brand dan inovasi telah menghasilkan peluncuran beberapa produk baru di tahun 2012, seperti TRESemme, rangkaian bumbu jadi Royco, Axe Anarchy untuk wanita dan pria, Molto Ultra Aroma Essence, dan Magnum Gold.

Selain inovasi produk, Unilever juga melakukan beragam upaya dalam strategi winning in market place. Salah satu upaya yang dikembangkan adalah kolaborasi co-creation antara Unilever Indonesia dengan konsumen di Innovation and Collaboration Center (ICC) Unilever Indonesia. Upaya lainnya adalah menggenjot pertumbuhan volume di pulau-pulau luar Jawa.

Tahun lalu, penjualan di pulau-pulau luar Jawa menyumbangkan 57% dari total penjualan. Unilever Indonesia juga mendukung rencana Program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) dengan merintis pabrik oleochemichal di Seimangkei, Sumatera Utara. Proyek tersebut akan berjalan pada periode 2013-2014, dengan nilai investasi sebesar Rp 1,45 triliun.

Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous improvement. Isu kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari perhatian Unilever Indonesia. “Dengan menurunkan jumlah limbah produksi, kami menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.”, tutur Maurits.

Terakhir, karyawan (people) adalah elemen terpenting dalam kelangsungan bisnis Unilever. Dalam strategi winning with people, Unilever berfokus dalam menyempurnakan program management trainee (MT) yang kuat. Selain itu, beberapa program penguatan internal organisasi Unilever adalah gender balance organization dan Indonesia Global Leader Building.

Pada program internal organisasi, Unilever berusaha untuk mengimplementasikan empat nilai yaitu integrity, responsibility, respect, dan pioneering. Demi menjangkau talenta baru di luar perusahaan, Unilever sudah menyiapkan progra campus roadshow yang bertujuan memberikan pembekalan materi kepada para calon pencari kerja di universitas-universitas. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved