Pos Indonesia Tinggalkan Status Postal Company
PT Pos Indonesia (Persero), sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, sedang dalam proses transformasi. Namanya tetap “berbau” pos, tapi bisnis perseroan sekarang ini bukan hanya sekadar kirim-mengirim surat.
“Begitu dahsyatnya perkembangan PT Pos Indonesia, yaitu karena kami melakukan suatu transformasi,” terang I Ketut Mardjana, Direktur Utama Pos Indonesia kepada SWA Online, di sela-sela acara peluncuran buku yang berjudul, “Antara Pasar dan Politik: BUMN di Bawah Dahlan Iskan,” di Jakarta.
Proses transformasi di Pos Indonesia, terang dia, tak lepas dari peran serta Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Ia bahkan mengatakan, Dahlan adalah idolanya. Kekaguman Mardjana terhadap Dahlan karena mantan Dirut PLN itu telah mampu melakukan terobosan-terobosan di lingkup Kementerian BUMN.
“Transformasi (di Pos Indonesia) ini bisa berjalan karena Pak Dahlan itu betul-betul menyerahkan kepada boardnya. (Karena) inilah kami bisa menciptakan suatu inovasi dan kreasi-kreasi yang baru, mengembangkan suatu produk, lini bisnis, ataupun sistem. Itu diberikan kewenangan kepada Pos Indonesia.”
Seperti apa transformasi yang dilakukan Pos Indonesia sekarang ini? Ia menjelaskan, BUMN ini sedang bergerak dari postal company menuju network company. Jadi, perusahaan menjual jaringan. “Yang dulunya adalah suatu usaha kiriman. Ya nanti jenis usahanya adalah jaringan yang akan kami perluas . Oleh karena itu, akan terjadi pergeseran. Tidak hanya kiriman saja, tetapi juga mengelola jaringan-jaringan itu,” tutur dia.
Sebagai salah satu strategi perseroan dalam memperluas jaringannya, Pos Indonesia membuka peluang bagi masyarakat umum yang mau menjalin hubungan bisnis. Hal itu disebut dengan Agenpos, yang merupakan konsep pengembangan jaringan melalui kerja sama kemitraan antara Pos Indonesia dengan mitra, baik perorangan atau badan usaha.
“Itu artinya kami memberikan lisensi kepada masyarakat ataupun institusi yang ingin berusaha di bidang per-pos-an. Ini tujuan bagi Pos Indonesia adalah memperluas jaringan. Kedua adalah mendekatkan masyarakat sehingga mudah melakukan transaksi per-pos-an. Ketiga adalah memberdayakan aset-aset Pos Indonesia,” terang Mardjana.
Selain Agenpos, Pos Indonesia juga melakukan kerja sama dengan perusahaan retail modern, dalam bentuk Postshop. Terkait hal itu, perusahaan BUMN ini baru saja meresmikan kemitraan strategisnya dengan CircleK. “Dengan adanya Postshop, kami bekerja sama dengan suatu convenience store.” Mardjana bilang, kerja sama Pos Indonesia dengan retail yang biasanya buka selama 24 jam akan membantu operasional perusahaan sehingga juga bisa buka selama waktu tersebut. “Otomatis Pos Indonesia buka 24 jam,” tandasnya. (EVA)