Management Strategy

Bukopin Kembangkan Bisnis Asuransi Jiwa

Bukopin Kembangkan Bisnis Asuransi Jiwa

PT Bank Bukopin Tbk. berencana mengembangkan bisnis asuransi jiwa dengan menggandeng salah satu perusahaan asuransi jiwa. Rencananya, melalui kerja sama ini perseroan akan mengeluarkan produk asuransi baru.

Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi, mengatakan, kerja sama dengan perusahaan asuransi jiwa tersebut dalam tahapan akhir diskusi. Produk baru asuransi ditargetkan bakal diperkenalkan pada tahun ini. Sayangnya dia belum bersedia menyebutkan nama perusahaan asuransi.

“Yang jelas perusahaan tersebut masuk 8 besar asuransi jiwa, dengan pemegang sahamnya dominan lokal tapi ada asingnya juga,” ujar Glen.

Dengan merambah bisnis asuransi tersebut sebagai salah satu langkah ekspansi yang dilakukan oleh Bank Bukopin. “Sebenarnya kami sudah tertarik sejak tahun lalu, tapi tahun ini baru ada yang mau di ajak kerja sama,” tambahnya.

Sebelumnya Bank Bukopin mengungkapkan rencananya melakukan penawaran umum terbatas saham (rights issue) sebesar 20%. Melalui aksi korporasi tersebut, Bukopin menargetkan dapat meraup dana segar maksimal Rp 2 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan permodalan dalam mendukung ekspansi bisnis dan masuk kategori BUKU 3. Dalam peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang izin berjenjang (multiple license), bank dapat melakukan ekspansi sesuai kelompok kegiatan usahanya sesuai struktur permodalan atau disebut BUKU. Semakin tinggi BUKU semakin luas jangkauan ekspansinya. Bank yang dapat dikategorikan dalam BUKU 3 harus memiliki modal Rp 5 triliun – 30 triliun.

Lewat penerbitan saham baru dengan jumlah sekitar 20% dari total saham nanti, tingkat rasio kecukupan modal (CAR) Bukopin akan meningkat menjadi di kisaran 17%-18%. Saat ini posisi rasio kecukupan modal (CAR) perseroan ada di level 16,14%.

Tahun lalu, Bank Bukopin membukukan pendapatan Rp 5,1 triliun. Dimana jumlah ini lebih besar dari tahun 2011 yaitu sebesar Rp 4,6 triliun. Dengan pajak penghasilan sebesar Rp 224,6 miliar, maka laba bersih perseroan mencapai Rp 834,7 miliar dari Rp 741,4 miliar pada tahun 2011.

Sementara total aset mencapai Rp 65,6 triliun per 31 Desember 2012 dari Rp 57,1 triliun per 31 Desember 2011. Untuk kuartal pertama tahun 2013, Bank Bukopin mencatat pertumbuhan laba 23,38% atau sebesar Rp 223,7 miliar dibanding periode yang sama tahun 2012 yaitu Rp 181,3 miliar.

Pertumbuhan laba bersih didukung pertumbuhan kredit yang mencapai 29,78% dari Rp 36,6 triliun pada periode sama tahun 2012 menjadi Rp 47,5 triliun. Pertumbuhan laba pada kuartal pertama 2013 sebesar 23,38% yang ditopang oleh empat segmen bisnis kami yaitu UKM, mikro, konsumer, dan komersial.

Dibeli Saratoga

Beberapa waktu lalu Bank Bukopin juga mengumumkan rencana pembelian 41,4% sahamnya atau senilai Rp 3,98 triliun perusahaan milik Sandiaga Uno, Saratoga Capital. Terkait rencana pembelian saham tersebut, Glen mengatakan hal tersebut masih didiskusikan.

Wall Street Journal baru-baru ini memberitakan Saratoga Capital menawar 41,4% saham di Bank Bukopin dengan harga US$ 410 juta. Saham yang akan dijual tersebut dimiliki oleh Kopelindo 31,7% yang tergabung dengan karyawan Bulog, dan 9,7% oleh Yabinstra, yayasan milik Bulog. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved