Dunia kecantikan dan estetika yang sering menjebak orang dalam pemakaian “obat” yang tak jelas ingredient-nya, mendorong Luluk Maya Saviraterjun di bidang tersebut. “Setiap hari saya praktik, saya memperhatikan, kok masyarakat sering pakai krim-krim nggak jelas yang dijual di sembarang tempat yang ingredient-nya sendiri nggak tau apa. Saya prihatin,” ungkap dokter lulusan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, yang akrab disapa Vira ini. Setelah lebih dari setahun berpraktik sebagai dokter umum, ia pun mengambil berbagai kursus singkat dan lokakarya tentang kecantikan dan estetika.

Tahun lalu, bersama sahabatnya, Vira membesut Klinik Amarra. Dengan investasi sekitar Rp 500 juta, ia memilih klinik kecantikannya di lokasi premium, Bellagio Shopping Mall. Dengan treatment yang berkualitas dan pelayanan yang baik, ibu dari dua putra ini optimistis Amarra bisa memincut konsumen dengan layanan mulai dari bodi, wajah dan antipenuaan. Sementara untuk slimming, ada radiofrekuensi, injeksi slimming dan tanam benang. “Khusus untuk anti-aging, ada beberapa terapi hormonal tergantung kebutuhan pasien,” ungkap kelahiran Solo 7 Mei 1983 ini. Untuk tanam benang, imbuhnya, Amarra berbeda dari klinik pada umumnya. Yakni, ia memberikan pilihan benang yang lebih beragam dan bervariasi. “Kami ada double twist, standard, rose, tornado, dan beberapa lagi. Jadi, pasien bebas memilih benangnya yang sesuai dengan keinginan mereka,” ujar pehobi jalan-jalan ke pantai ini.

Vira mengklaim, Amarra sebagai klinik pertama di Indonesia yang menghadirkan slimming treatment dengan herbal stem cell dari Prancis. “Produk ini menggunakan ekstrak buah dan tanaman yang diambil stem cell-nya. Jadi ada tomat, apel dan lainnya,” paparnya. Dengan berbagai keunggulan itu, tak heran, meski baru berjalan setahun, klinik bernuansa cokelat ini akrab dikunjungi kalangan artis, pejabat, anggota DPR dan figur publik lainnya.

Nimas Novi Dwi Arini/HTS