Marketing Strategy

Strategi Softex Cemerlang di Tengah Gempuran Merek Asing

Strategi Softex Cemerlang di Tengah Gempuran Merek Asing

Softex, sampai saat ini, merupakan salah satu merek pembalut wanita terkenal di Indonesia. Produk ini dapat bertahan di tengah gempuran produk pembalut bermerek asing yang banyak beredar di Indonesia. Maka itu tidak salah jika brand ini memenangkan penghargaan sebagai Indonesia Original Brand (IOB) 2013 dari Majalah SWA dalam kategori sanitary napkin (pembalut wanita).

Seusai seremoni penghargaan beberapa waktu lalu, SWA Online sempat mewawancarai Nirma Sofiawati, Brand Manager PT Softex Indonesia, mengenai perasaannya memenangkan penghargaan tersebut dan bagaimana caranya me-manage mereknya, sehingga bisa bertahan puluhan tahun di Indonesia. Bahkan kalau kita mau beli pembalut, pasti kita bilang mau beli “Softex”.

Nirma Sofiawati, Brand Manager PT Softex Indonesia, ketika menerima penghargaan IOB 2013, dari Redaktur Eksekutif Majalah Swa, Kusnan M Djawahir

Nirma Sofiawati, Brand Manager PT Softex Indonesia, ketika menerima penghargaan IOB 2013, dari Redaktur Eksekutif Majalah Swa, Kusnan M Djawahir

Bagaimana kesan Anda atas penghargaangkan Indonesia Original Brand 2013?

Perasaannya bahagia, tidak menyangka juga, karena kita adalah salah satu produk asli Indonesia.

Lalu bagaimana me-manage brand Softex ini di tengah persaingan dengan brand-brand pembalut yang lain?

Tentu saja kita terus mengedepankan inovasi, supaya bisa berbeda dari yang lain, karena sekarang sudah banyak pembalut wanita dengan bermacam merek. Juga kita mementingkan kreasi dan aktivasi.

Sekarang ini kan banyak merek pembalut asing juga, jadi bagaimana menonjolkan merek Softex ini sendiri di antara mereka?

Ya, misal dilihat produk kami sendiri, kami selalu melakukan inovasi-inovasi di dalamnya. Salah satunya adalah produk terbaru kami yaitu (pembalut) yang mengandung ekstrak daun sirih. (Produk) kita merupakan pembalut pertama yang menggunakan ekstrak itu. Walaupun kemudian ada brand lain yang mengikuti dengan produk sejenis, tapi kami adalah yang pertama. Itu salah satu cara kami meng-counter kompetitor. Karena kita tahu juga bahwa ekstrak daun sirih itu adalah bahan tradisional di Indonesia, jadi sosialisasi kita ke konsumen juga tidak terlalu sulit. Alhamdulillah, so far, produk kami yang terbaru ini cukup diterima masyarakat.

Untuk semua produk Softex, promosinya lebih ke above the line (ATL) atau below the line (BTL)?

Kalau kita integrated ya antara keduanya. Karena kalau kita ATL saja, pasti tetap butuh trial, dan sebagainya. Jadi kita ada grass root-nya dengan BTL. ATL juga kita pasti lakukan, karena itu sifatnya untuk memberikan awareness kepada masyarakat.

Target Softex sendiri ini di tahun ini apa?

Target di tahun banyak sekali. Setiap tahun kita pasti launching beberapa produk lagi dengan inovasi terbaru. Tunggu saja gebrakan baru dari kita.

Memang inovasi produk di depan akan seperti apa?

Ya, banyak. Jadi ditunggu saja. Kemarin saja kita baru launching produk, masih dengan esktrak daun sirih, tapi dengan varian berbeda. Waktu pertama kita keluarkan adalah produk untuk day (siang hari), dan yang kemarin dikeluarkan adalah yang untuk night (malam hari). Kompetitor juga ada produk dengan esktrak daun sirih, tapi mereka tidak komplit “sirih line”. Jadi kita punya produk dengan ekstrak daun sirih yang komplit variannya, yakni dari pembalut siang, malam, sampai ke pantyliners.

Apakah Softex melakukan riset di pasar terlebih dulu sebelum mengeluarkan satu produk baru?

Yang pasti sih kita lebih melakukan insight kepada konsumen. Jadi kita mencari tahu kebutuhan mereka seperti apa. Karena kita tahu wanita itu sangat complicated, dengan banyak sekali elemennya. Setelah kita tahu kebutuhan mereka apa, lalu kita penuhi hal tersebut.

Segmen pasar Softex itu lebih ke mana?

Sebenarnya kalau Softex secara keseluruhan, segmen kita adalah ke teen atau remaja, usia antara 12 sampai 25 tahun. Kemudian untuk SES-nya kita ada di B dan C. Tapi kita sudah mengembangkan lagi, misalnya pembalut yang ekstrak daun sirih, dilebarkan sampai usia 35 tahun.

Kalau dari segi harga bagaimana? Apakah dengan harga yang lebih murah bisa jadi salah satu strategi Softex penetrasi ke pasar lebih dalam lagi?

Sebenarnya (produk) kita tidak lebih murah, tapi kita lebih efisien ya.. Haha.. Tapi maksudnya tidak seperti itu juga, karena produk kita yang ekstrak daun sirih juga sedikit lebih mahal daripada yang lain, karena memang kita ada kandungan (ekstrak)nya. Sementara untuk yang (pembalut) maxi, harga kita memang sedikit di bawah kompetitor. Jadi itu memang salah satu strategi harga kita. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved