CEO Interview

Ambisi Memet Jadikan Indonesia Basis Manufaktur Chrysler

Ambisi Memet Jadikan Indonesia Basis Manufaktur Chrysler

Penampilannya jauh dari kesan kaku, namun agak sedikit pemalu. Lebih senang berbincang dengan bahasa “loe gue”. Sekilas tak ada yang menyangka kalau pria kelahiran 9 September 1975 ini adalah pendiri dan CEO PT Garansindo Inter Global (PT Chrysler Indonesia), agen pemegang merek (APM) mobil premium Chrysler, Dodge dan Jeep.

MemetMeski masih muda, Muhammad Al Abdullah atau yang akrab disapa Memet sudah kenyang pengalaman dalam hal menjalankan roda bisnis. Mulai dari merintis bisnis Importir Umum (IU), kemudian membangun dan membesarkan Garansindo, hingga akhirnya Garansindo dipercaya oleh Chrysler Group untuk membawa produk-produk Chrysler kembali ke Indonesia, setelah sempat hilang dari pasar di negeri ini.

Bagaimana Memet membesarkan bisnisnya di Indonesia dan apa rencana ke depan? Berikut perbincangan SWA Online dengan CEO PT Chrysler Indonesia ini:

Bagaimana Anda mengawali bisnis di bidang otomotif?

Saya memulai bisnis IU pada tahun 1999 ketika pemerintah mengizinkan impor mobil CBU (Completely Built Up). Saat itu saya membuka gerai IU bernama Harvard, menjual semua merek mobil CBU.

Konsumen IU kemudian juga membutuhkan jaminan after sales (purna jual), terutama garansi, layaknya APM. Muncullah Garansindo pada tahun 2001 yang intinya memberi jaminan after sales service untuk konsumen IU. Garansindo waktu itu jualannya garansi, makanya namanya Garansindo.

Ceritanya seperti apa sampai bisa ditunjuk sebagai APM dari salah satu merek mobil legenda dunia?

Pada 2007 kami mendengar Daimler dan Chrysler akan segera pisah. Ini kesempatan untuk membuka APM (dulu ATPM) Crysler Group di Indonesia. Setelah melakukan pendekatan dan lobi akhirnya pada 2008 kami ditunjuk sebagai APM mereka dan akhir 2010 kami resmi beroperasi dibawah payung PT Chrysler Indonesia.

Susah tidak jualan mobil premium dari Amerika, mobil premium Eropa kan sudah sangat poluper di sini?

Memang tidak gampang. Tapi yang kami lihat adalah peluangnya. Peluang di sini sangat besar. Merek Jeep sempat beberapa kali hilang, tahun 1994 hilang, tahun 1999 masuk lagi. Tahun 2002 hilang kemudian masuk lagi 2010 sampai saat ini. Hilangnya mereka dari pasaran Indonesia terkait proses cerai Daimler dan Chrysler. Saat Chrysler sudah jalan sendiri, akhirnya mereka lebih mantap masuk ke pasar-pasar dunia di luar Amerika, termasuk masuk di Indonesia. Mind set Jeep di market Indonesia sudah cukup kuat. Jadi kalau bicara Jeep, masuk ke pasarnya tidak susah.

Kalau zaman dulu mobil Amerika asumsinya boros, namun saat ini teknologinya sudah memungkinkan untuk lebih irit. Jadi sudah bisa bersaing dengan mobil Eropa.

Pasar mobil premium di Indonesia sendiri seperti apa?

Tahun 2012 lalu penjualan mobil premium masih di bawah 10 ribu. Jadi pasarnya masih sangat terbuka. Chrysler Indonesia sendiri tahun lalu berhasil menjual 1.200 unit, 80% nya kontribusi Jeep. Hingga kuartal 1 2013 sudah laku 450 unit, Jeep kontribusinya 65%, Dodge 30% sedangkan Chrysler karena masih baru jadi kontribusinya masih sangat kecil yakni 5%.

Kontribusi Chrysler masih kecil, lalu strategi apa untuk meningkatkan volume penjualan?

Sebetulnya beda penerapan marketingnya. Kalau Jeep lebih ke ikonik, penggemarnya sudah banyak, produknya mumpuni, line-up nya cukup lengkap, jadi tidak terlalu susah. Penetrasinya sudah jalan sendiri, terutama melalui komunitas-komunitas yang sudah jalan. Kalau Dodge lebih masiv karena mobil keluarga, jadi cara pemasarannya orientasinya ke keluarga.

Kalau Chrysler memang diciptakan bukan untuk pasar masiv, pasarnya sangat selektif. Strategi kami adalah kami tidak mau jual banyak-banyak. Jumlah yang kami lepas di pasaran terbatas. Kami tidak mengejar volume, tapi kami mengejar imege-nya. Kami ingin mobil sedan seharga Rp 1,1 miliar ini punya image yang sangat premium. Premium karena memang kualitasnya, bukan premium karbitan. Mobil ini dipakai Obama, mantan Presiden RI pertama, Soekarno, juga pakai Chrysler.

Memangnya jatah Chrysler dari prinsipal Amerika untuk pasar Indonesia berapa unit?

Cuma 100 per tahun. Kami juga tidak minta jatah banyak, bukan kami tak ingin jualan banyak, tapi untuk saat ini strategi kami meningkatkan image premium-nya dulu. Iklannya juga gak boleh masiv, hanya di majalah-majalah tertentu yg sifatnya lebih segmented. Kalau image-nya sudah terbangun, baru kami bicara soal volume.

Kalau Dodge sambutannya seperti apa?

Penjualan merek yang satu ini sangat diluar ekspektasi kami. Pada 2011 Dodge hanya laku terjual 50 unit, kemudian di 2012 langsung loncat 250 unit.

Kenaikannya sangat luar biasa, penyebabnya apa?

Dodge itu punya kelebihan dari sisi produk. Anda percaya tidak? Dari 10 orang yang melakukan test drive Dodge Journey, sembilan diantaranya langsung membeli. Satu orang gak beli karena duitnya kurang.

Dodge merupakan satu-satunya SUV yang punya kenyaman MPV dengan fitur yang begitu tinggi di range harga yang kompetitif. Boleh dibilang Dodge saat ini tidak punya kompetitor. Kalau dibandingkan apple to apple dengan harga yang sama, maka Dodge Journey jauh lebih unggul. Tahun ini mungkin penjualannya masuk ke 500 unit.

Garansindo terkenal dengan strateginya yang selalu meluncurkan limited edition (edisi spesial)? Alasannya apa?

Itu sudah hukum alam. Kalau orang berduit itu maunya barang yang eksklusif. Selama dia ada uang lebih, dia akan rela mengeluarkan uang banyak untuk barang yang tidak banyak orang punya. Contoh model Call of Duty MW3 yang tahun lalu kami launching, sekarang harga bekasnya justru lebih tinggi dari harga barunya dulu.

Ada salah satu brand mobil premium juga untuk offroad, mengibaratkan mobilnya tersebut sepereti jam yang punya fitur tangguh di alam liar, padahal penggunanya justru sayang untuk menggunakan jam tersebu, sebab harganya mahal. Bagaimana dengan Jeep? Apa kecenderungannya sekarang Jeep hanya untuk pajangan saja, koleksi saja atau memang benar digunakan untuk offroad?

Kenapa volume penjualan Jeep sangat tinggi meski harganya mahal? Jawabannya adalah karena selain mobil ini dibeli untuk status penggunanya, faktanya juga sering dibawa ke medan offroad oleh penggunanya. Sebanyak lebih dari 70% pembeli Jeep, rutin melakukan offroad setiap bulan. Jadi selain dapat status, juga dapat kesenangan.

Pertanyaan terakhir, obsesi apa yang Anda ingin wujudkan ke depan?

Kami ini berawal dari bisnis jasa. Kemudian kami masuk ke sektor real, masuk ke penjual barang real. Selanjutnya yang kami mau adalah masuk ke bisnis manufaktur. Ini bukan ambisi saya pribadi lho, tapi cita-cita semua pemain otomotif. Saya ingin Indonesia menjadi manufaktur base Chrysler. Potensi di negara kita besar. Saya akan terus fight untuk mewujudkan obsesi ini. Semoga pihak otoritas baik dari Amerika maupun dari Indonesia juga mau mewujudkannya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved